- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Tak Seimbangnya Produksi dan Permintaan Terus Jadi Ancaman Harga Minyak Global
Harga minyak mentah dunia melemah pada penutupan perdagangan di Rabu (8/1). Kenaikan persediaan bahan bakar hingga penguatan dolar menjadi faktor utama koreksi.
Dilansir Kamis (9/1), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 78 sen atau 1,05% menjadi US$73,47 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak Brent turun 78 sen atau 1,05% ke US$73,47 per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga: Posko Nataru ESDM Ditutup, Kepala BPH Migas Sampaikan Kondisi BBM, LPG, hingga Geologi
Kepala Investasi di Bison Interests, Josh Young mengatakan bahwa pelemahan kali ini tidak terlepas dari adanya laporan terbaru dari Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA).
Laporan tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas penyulingan yang signifikan yang membuat stok bensin bertambah 6,3 juta barel menjadi 237,7 juta barel, jauh di atas ekspektasi 1,5 juta barel. Sementara stok distilat naik 6,1 juta barel atau melebihi perkiraan 600.000 barel dan stok minyak mentah turun 959.000 barel menjadi 414,6 juta barel atau lebih besar dari ekspektasi penurunan 184.000 barel.
“Jika kenaikan stok produk terus berlanjut dalam beberapa minggu mendatang, itu akan menjadi perhatian. Namun, cuaca dingin dapat meningkatkan permintaan minyak pemanas," ungkap Josh.
Penguatan dolar juga memberikan tekanan sendiri untuk harga minyak. Dolar yang lebih kuat membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan menurunkan daya beli global terhadap minyak mentah.
Meski terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan koreksi, pasar memiliki sedikit harapan menyusul adanya laporan penurunan produksi minyak dari OPEC di Desember 2024.
Baca Juga: Blok Rokan Kembali Berdenyut, Operasi Fracturing Pertamina Berhasil Tingkatkan Produksi Minyak
Di sisi lain, pasokan yang lebih ketat akibat ketegangan geopolitik dan pengurangan pasokan dari Rusia terus menjaga pasar dari potensi penurunan harga lebih dalam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement