Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Guru Besar IPB Dukung Prabowo Soal Kelapa Sawit: Mesin Besar untuk Menyerap Karbon

Guru Besar IPB Dukung Prabowo Soal Kelapa Sawit: Mesin Besar untuk Menyerap Karbon Kredit Foto: SMART
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Pusat Studi Sawit Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Budi Mulyanto, menilai tepat pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang sawit sebagai aset nasional.

Hal ini dikarenakan, menurutnya tanaman sawit dapat tumbuh dengan baik di Indonesia sehingga mencapai 16,8 juta hektare untuk saat ini.

Baca Juga: Prabowo Diminta Hadirkan Lembaga Khusu untuk Optimalisasi Tata Kelola Industri Sawit

“Apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo bahwa sawit adalah aset nasional, menurut saya sangat tepat. Saya ulangi, sangat tepat. Karena apa? Karena tanaman sawit itu bisa tumbuh dengan sangat baik di Indonesia,” kata Budi di Jakarta, dikutip Kamis (9/1/2025).

Sawit, sambung Budi, juga dianggap mesin besar yang sangat efisien dalam beberapa hal yang menguntungkan secara signifikan. Misalnya menyerap karbon, memproduksi oksigen, hingga menghasilkan berbagai bahan yang diperlukan oleh kehidupan dan menangkap sinar matahari.

“Kalau kita lihat bagaimana sawit berinteraksi di dalam alam ini, luar biasa. Saya melihat sawit adalah mesin besar untuk menyerap karbon,” tutur dia.

Dia pun menegaskan bahwa pandangan dan penilaian yang menyinggung perihal sawit adalah biang kerok penyebab emisi merupakan pandangan yang keliru.

Dia menjelaskan, jika seseorang memahami adanya proses fotosintesis pada tumbuhan, maka sawit, yang termasuk tumbuhan juga, kata Budi, mempunyai kemampuan yang sama untuk menyerap karbon dari atmosfer.

“Kalau ada orang yang ngomong sawit itu penyebab emisi, itu saya katakan salah besar. Kalau kita kenal bahwa tumbuhan itu adalah menyerap karbon, fotosintesis, ya itu pasti menyerap karbon,” kata dia.

Menurut dia, sawit itu net yang menyerap karbon, alih-alih emisi. 

“Itu yang terpenting. Dan mesin besar itu adalah sawit, yang selain menyerap karbon, juga mengikat energi,” imbuhnya.

Lantas, Budi pun menegaskan pentingnya pengembangan perkebunan sawit ke depan. Pernyataan presiden yang menyebut bahwa sawit adalah sektor strategis yang diurus secara serius sudah sangat tepat.

“Jadi, kalau Pak Prabowo menekankan bahwa pangan, energi, air, itu bagian daripada program penting yang harus diurusi. Dan kemudian mengurusi yang pertama adalah sawit, tepat sekali. Saya katakan tepat sekali,” jelas Budi.

Perluasan kebun sawit menurutnya juga perlu dilakukan. Pasalnya, tanpa tindakan tersebut, maka program-program yang digagas oleh Prabowo terkait dengan swasembada pangan, swasembada energi, dan pengembangan Biodiesel 40 (B40), B50, dan seterusnya hanya akan menjadi angan-angan belaka.

Baca Juga: Pemerintah Wacanakan Koperasi Petani Sawit untuk Miliki Pabrik Minyak Goreng Sendiri

“Tanpa perluasan kebun sawit, pasokan produksi sawit kita akan terganggu, dan ini tentu saja akan mengganggu perekonomian Indonesia. Persamaan sederhananya kan begini, produksi sama dengan konsumsi pangan, plus konsumsi untuk biodiesel, plus ekspor. Ketiganya harus diurus baik. Kalau enggak, ya enggak bagus,” ucap Budi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: