Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur. Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biodiesel B40, yang diperkirakan akan terus meningkat seiring berlakunya kebijakan mandatory B40 pada 1 Januari 2025.
Menurut Bahlil, konsumsi metanol dalam negeri saat ini mencapai 2,3 juta ton per tahun, dengan 80% pasokannya masih bergantung pada impor. “Metanol produksi dalam negeri kita tidak lebih dari 500 ribu ton. Artinya kita selama ini impor 80%,” ujar Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (10/1/2025).
Baca Juga: Bahlil Dapat Kepercayaan Baru dari Prabowo Buat Urus Hilirisasi
Dengan alokasi B40 yang telah ditetapkan sebesar 15,6 juta kiloliter (kL) pada 2025—naik dari alokasi B35 sebesar 12,9 juta kL pada tahun sebelumnya—kebutuhan metanol diproyeksikan meningkat signifikan. Untuk itu, pembangunan pabrik metanol menjadi langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan impor sekaligus mendukung keberlanjutan program biodiesel nasional.
“Ini kita dorong untuk kita bangun (pabrik) metanol di Bojonegoro,” ungkap Bahlil.
Pabrik metanol ini dirancang dengan kapasitas produksi 800 ribu ton per tahun dan membutuhkan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp19 triliun. Selain itu, kebutuhan gas untuk mendukung operasional pabrik diperkirakan mencapai 90 MMBTU, yang akan disuplai oleh SKK Migas sesuai arahan pemerintah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement