Ahmad Sahroni Miris Pesantren Kerap Jadi Tameng Untuk Tutupi Kejahatan Seksual: Mereka The Real Penista Agama!

Polres Metro Jakarta Timur menangkap pemilik Pondok Pesantren Ad-Diniyah Jakarta Timur yang diduga melakukan tindakan asusila (sodomi) kepada tujuh orang santrinya.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, Kamis (16/1), menyebut pihaknya mengindikasikan pelaku ada dua orang. Namun pihaknya baru menangkap satu pelaku yang merupakan guru di pondok pesantren itu. Sedangkan satu pelaku lainnya yang merupakan pemilik Pondok Pesantren Ad-Diniyah masih dalam tahap pencarian.
Kasus pelecehan di pesantren ini pun lantas turut mendapat sorotan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut menilai banyak pihak yang melakukan kejahatan dengan berlindung di balik nama agama.
“Saat ini banyak oknum menggunakan agama sebagai tameng untuk menutupi modus kejahatan yang mereka lakukan. Baik itu dalam lingkungan pendidikan seperti pesantren, hingga yang berbentuk ormas. Tindakan pelakunya tidak jauh-jauh dari predator pelecehan, premanisme, dan penganiayaan. Nah ini kan sangat berbahaya untuk nama baik agama yang dicatut, citra pesantren, dan pemuka agama lainnya yang memang niat untuk mensyiarkan agama. Nah oknum seperti ini yang sebenarnya the real penista agama,” ujar Sahroni dalam keterangan (Jumat 17/1).
Lebih lanjut, Sahroni meminta pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang tersisa. Ia juga menginginkan agar polisi menjerat pelaku dengan hukuman maksimal.
“Pokoknya dalam kasus di Jaktim ini, saya minta polisi segera tangkap seluruh pelakunya. Jerat mereka dengan hukuman maksimal. Tutup ruang mediasi, jangan sampai korban dan keluarganya mendapat intimidasi. Karena oknum-oknum seperti ini biasanya masih berusaha mencuci otak para korbannya menggunakan ajaran agama yang jelas-jelas telah disesatkan dan menyimpang. Nanti ujung-ujungnya korban tidak mau melaporkan pelaku. Jangan sampai begitu,” tambah Sahroni.
Terakhir, Sahroni berharap polisi turut mengawasi kegiatan-kegiatan di lingkungan pendidikan, seperti sekolah dan pesantren.
“Banyak kejahatan seksual terjadi di lingkungan sekolah dan pesantren. Polisi wajib peka jika ada laporan-laporan yang datang dari sana. Wajib segera usut,” tutup Sahroni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement