Dewi Kam, Wanita Terkaya di Indonesia yang dapat 'Durian Runtuh' Bayan Resources

Dewi Kam adalah seorang pengusaha sukses yang kini dikenal sebagai wanita terkaya di Indonesia. Meski namanya tidak banyak dikenal masyarakat umum, kekayaan yang fantastis tentu membuatnya populer di kalangan taipan Tanah Air.
Pada Desember 2023, Forbes Billionaires menempatkan Dewi Kam di posisi ke-10 dalam daftar orang terkaya Indonesia dengan kekayaan sebesar US$ 4,45 miliar atau setara Rp 69,11 triliun (kurs Rp 15.530/US$). Tahun lalu, ia juga berada di peringkat ke-644 orang terkaya dunia.
Pada tahun 2024, Forbes mencatat posisi yang sama untuk Dewi Kam tetapi dengan nilai kekayaan yang lebih besar, yaitu US$ 4,9 atau lebih dari Rp80 triliun (kurs Rp 16.380/US$).
Dewi Kam lahir pada tahun 1951, yang berarti ia kini berusia 73 tahun. Berbeda dengan kebanyakan pengusaha lain yang sering menjadi sorotan media, Dewi Kam cenderung menjaga privasinya.
Informasi tentang kehidupan pribadinya sangat terbatas. Sedikit catatan tertulis tentang dirinya dapat ditemukan dalam buku Memoar Sukamdani S.G (2001), sebuah otobiografi pendiri jaringan Hotel Sahid, Sukamdani Sahid Gitosadjono. Dalam buku itu disebutkan bahwa Dewi Kam aktif sebagai pengusaha sejak usia 40-an tahun, dengan fokus pada bisnis di Hong Kong dan China.
Karier Dewi Kam mulai bersinar pada tahun 1990-an ketika ia terlibat dalam sejumlah kegiatan bisnis internasional, terutama di sektor energi. Dalam laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) berjudul "Siapa di Balik Pembangkit Listrik?" (2020), Dewi Kam disebut sebagai tokoh penting di industri energi.
Pada tahun 2006, ia menghadiri penandatanganan kontrak proyek energi antara Indonesia dan China senilai US$ 3,56 miliar dalam acara Indonesia-China Forum Energy II di Shanghai. Saat itu, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Sumber Gas Sakti Prima, perusahaan yang ia kuasai dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 91%.
Baca Juga: Rahasia Sukses Openspace dalam Dongkrak Ekosistem Bisnis Startup, Ini Dia!
Dewi Kam juga memiliki peran besar dalam pengembangan sektor energi nasional. Pada tahun 2014, ia terlibat dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Sulawesi Selatan melalui PT Sumber Energi Sakti Prima (SSP), yang bekerja sama dengan PT Bosowa Energi.
PLTU ini memiliki kapasitas 2x125 MW dan menjadi salah satu proyek penting dalam penyediaan listrik di Indonesia. Selain itu, ia juga terlibat dalam proyek PLTU Cilacap di Jawa Tengah, yang dikembangkan oleh PT Sumber Segara Primadaya. Dalam proyek ini, PT Sumber Energi Sakti Prima yang dimiliki Dewi Kam menguasai 51% saham, sementara sisanya dimiliki oleh PT Pembangkit Jawa Bali.
Selain sektor energi, Dewi Kam memiliki saham di berbagai perusahaan internasional. Ia adalah pemilik saham mayoritas PT Sumber Gas Sakti Prima, Direktur Savill Universal Ltd di British Virgin Island, dan pemegang saham di Birken Universal Corporation serta Overseas Finance Ltd di Samoa.
Baca Juga: Dulu Cuma Sopir Angkot Lulusan SMP, Prajogo Pangestu Kini Jadi Orang Terkaya di Indonesia
Salah satu tonggak penting dalam perjalanan bisnis Dewi Kam adalah investasinya di sektor tambang. Ia memiliki 10% saham di PT Bayan Resources, perusahaan tambang batu bara yang dimiliki oleh Low Tuck Kwong, salah satu orang terkaya di Indonesia. Pada 2022, saham Bayan Resources melonjak hingga tiga kali lipat akibat krisis energi global, yang secara signifikan meningkatkan kekayaan Dewi Kam.
Dari laporan Forbes, kekayaan Dewi Kam melonjak hampir 100% dalam waktu kurang dari setahun. Bak mendapat durian runtuh, kekayaan Dewi Kam meningkat dari US$ 2 miliar pada 2022 menjadi US$ 4,45 miliar pada 2023. Investasi di Bayan Resources menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan kekayaannya.
Dengan kepemilikan berbagai perusahaan dan proyek energi, Dewi Kam adalah sosok yang telah berkontribusi besar pada sektor energi nasional, terutama melalui pengembangan pembangkit listrik dan eksplorasi tambang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement