Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inovasi Hijau! PLTS Terapung di Danau Singkarak Libatkan BRIN

Inovasi Hijau! PLTS Terapung di Danau Singkarak Libatkan BRIN Kredit Foto: PLTS Terapung Cirata
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi dilibatkan dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Danau Singkarak. Kolaborasi ini bertujuan memastikan proyek energi bersih tersebut tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung kelestarian ekosistem, termasuk ikan bilih, spesies khas danau itu.

Peneliti Madya dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Dr. Ivana Yuniarti, menegaskan bahwa pihaknya berperan dalam melakukan monitoring serta mitigasi dampak lingkungan selama pembangunan dan pengoperasian PLTS. “BRIN dilibatkan untuk menciptakan PLTS yang ramah lingkungan guna melestarikan lingkungan, antara lain ikan bilih, bukan untuk menilai pencemaran Danau Singkarak,” jelasnya.

Sebagai langkah awal, BRIN memantau berbagai parameter kualitas air, termasuk penetrasi cahaya, distribusi suhu dan oksigen terlarut, serta kadar Biological Oxygen Demand (BOD). Penelitian ini juga melibatkan pemantauan populasi ikan bilih, perubahan organisme mikrobentik di dasar danau, dan risiko pencemaran bioufoulant. “Luas area yang digunakan hanya 0,45%. Namun, pengamatan tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada risiko signifikan pada ekosistem danau,” katanya.

Baca Juga: PLTS Xurya Klaim Sudah Hasilkan Energi Bersih 164 Juta KWh/tahun

Dalam upaya menjaga keberlanjutan ekosistem, BRIN merancang PLTS terapung menjadi taman buatan alami yang dapat berfungsi sebagai habitat ikan bilih. “Kami memastikan area di antara panel dikembangkan menjadi wilayah habitat ikan bilih dengan menggunakan tanaman lokal, sambil memonitor suhu, penetrasi cahaya, plankton, dan kadar oksigen yang penting bagi kelangsungan hidup ikan bilih,” tambahnya.

Jika ditemukan kendala seperti penurunan kadar oksigen akibat berkurangnya penetrasi cahaya, BRIN mengusulkan penggunaan tanaman lokal dan teknologi microbubble untuk meningkatkan kadar oksigen. “Mitigasi telah dilakukan, bahkan dirancang agar PLTS ini menjadi habitat yang mendukung kelangsungan hidup ikan bilih,” paparnya.

Terkait dampak pada nelayan, Dr. Ivana mengimbau agar dialog tetap dibuka untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. “Nelayan tidak harus mengganti mata pencaharian mereka. Harus dibuka dialog agar solusi yang diambil menguntungkan semua pihak,” ujarnya.

Baca Juga: PLN Electrifying Agriculture Tembus 53.539 Pelanggan Baru di 2024

BRIN juga memastikan seluruh penelitian berbasis data yang akurat dan independen. “Penelitian kami berbasis data akurat tanpa arahan dari pihak lain, termasuk pengelola PLTS,” tegas Ivana.

Sebagai bagian dari keterlibatan masyarakat lokal, hasil penelitian akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Minang agar lebih mudah dipahami. Tim peneliti juga berkomitmen untuk melakukan co-monitoring berkelanjutan bersama berbagai pihak guna memastikan PLTS terapung ini mendukung kelestarian lingkungan Danau Singkarak.

Proyek PLTS terapung di Danau Singkarak merupakan langkah pemerintah menuju energi bersih yang juga menjaga kelestarian lingkungan. Danau Singkarak sendiri merupakan danau terluas kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba, dengan luas permukaan mencapai 108 kilo meter persegi dan membentang di Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: