Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tambang Mineral jadi Pilar Utama Ekonomi RI, Ini yang dilakukan MIND ID

Tambang Mineral jadi Pilar Utama Ekonomi RI, Ini yang dilakukan MIND ID Kredit Foto: MIND ID
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian mencatat pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,23% secara tahunan (c-to-c) hingga kuartal III 2024. Data ini menegaskan peran strategis sektor tambang sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Menanggapi capaian tersebut, Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menegaskan komitmen perusahaan sebagai holding BUMN pertambangan untuk memaksimalkan potensi mineral Indonesia melalui berbagai inisiatif hilirisasi.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam mineral dan batu bara melalui program hilirisasi, serta menjadi penggerak dalam industrialisasi sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi perekonomian Indonesia,” ujar Heri dalam keterangan resminya, Jumat (24/1/2025).

Baca Juga: MIND ID Garap SDA untuk Dorong Ekonomi RI ke Panggung Dunia

Selaras dengan 100 hari kinerja Kabinet Merah Putih, MIND ID mempercepat pelaksanaan sejumlah proyek strategis untuk mendukung agenda hilirisasi nasional. Salah satu proyek andalan adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dijadwalkan memasuki tahap ramp-up produksi pada kuartal pertama 2025. Smelter ini akan menghasilkan satu juta ton alumina per tahun, memberikan kontribusi signifikan terhadap rantai pasok industri alumina domestik.

Di sisi lain, INALUM tengah membangun smelter aluminium baru di Kuala Tanjung dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun, yang akan memperkuat upaya swasembada aluminium dan mendukung industri manufaktur dalam negeri.

Baca Juga: Jamin Keberlanjutan Bisnis, MIND ID Konsisten Lakukan Eksplorasi

Tak kalah penting, proyek nikel di Halmahera Timur terus dikebut, termasuk pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 88 ribu ton per tahun. Selain itu, fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) juga tengah dikembangkan untuk memproduksi 55 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Hilirisasi juga menjadi prioritas di sektor tembaga dan logam mulia. Di Gresik, Jawa Timur, pembangunan Smelter Tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) direncanakan mulai beroperasi pada akhir kuartal ketiga 2025. Fasilitas ini akan menjadi tulang punggung pengolahan tembaga dan logam mulia di Indonesia, memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global.

Heri menekankan bahwa proyek-proyek strategis ini dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional dengan mengintegrasikan rantai pasok bahan baku hingga ke industri manufaktur.

"Kami membuka kolaborasi seluas-luasnya dengan seluruh pelaku industri manufaktur. Kami berharap bahan baku mineral ini dapat diolah lebih lanjut sehingga mampu memberikan nilai tambah serta multiplier effect ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia," kata Heri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: