
PT Equilab International, satu-satunya laboratorium pengujian yang terakreditasi WHO di Asia Tenggara, dipastikan siap mendukung Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia untuk memperoleh pengakuan sebagai WHO Listed Authority (WLA). Hal ini disampaikan Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam kunjungan kerja ke laboratorium independen tersebut.
“Bulan depan, Tim dari WHO akan datang ke Indonesia untuk menilai kesiapan kita. Ini sudah hampir enam bulan WHO melakukan assessment, tetapi mereka akan datang untuk memastikan apa yang kita laporkan sesuai kenyataan,” kata Taruna.
Penilaian WLA melibatkan sembilan fungsi utama, termasuk sistem regulatori, registrasi dan izin edar, farmakovigilans, pengawasan peredaran, pemberian izin, inspeksi regulator, pengujian laboratorium, pengawasan uji klinik, dan pelulusan bets vaksin. Dalam proses ini, Equilab berperan signifikan sebagai salah satu mitra strategis BPOM yang diharapkan memberikan nilai tambah dalam evaluasi WHO.
Baca Juga: Kolaborasi PNM-BPOM: UMKM Pangan Bisa Lebih Berdaya Saing melalui Sertifikasi BPOM
“Kami yakin jika WHO memutuskan datang ke Equilab untuk site evaluation, ini akan memberikan nilai plus bagi kesiapan kita,” tambah Taruna.
Direktur Utama PT Equilab International, Ronal Simanjuntak, menyampaikan bahwa laboratorium yang berdiri selama 22 tahun ini memiliki kapasitas mumpuni dalam menguji mutu obat, kosmetik, dan pangan.
“Equilab dan BPOM berkolaborasi dalam banyak pengujian, termasuk lebih dari 120 uji bioekivalensi dan uji klinik pada 2024 lalu. Kami telah terakreditasi WHO, UK MHRA, Malaysian NPRA, Badan POM, serta ISO 17025 dan ISO 15189 dari KAN,” jelas Ronal.
Equilab juga memiliki keunggulan dalam pengujian farmakokinetik dan farmakodinamik untuk berbagai molekul obat. Hingga saat ini, laporan hasil pengujian Equilab telah diterima di 40 negara, termasuk Inggris, Jerman, Belanda, Spanyol, dan Afrika Selatan.
Baca Juga: Lewat Aplikasi GISIS, Greenlab Indonesia Permudah Konsumen Akses Layanan Laboratorium
“Sebagai satu-satunya laboratorium pengujian yang terakreditasi WHO di Asia Tenggara, kami terus memastikan mutu produk sesuai regulasi internasional,” tegasnya.
Selain memperkuat kapabilitasnya, Equilab juga mulai menjajaki pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pengujian.
“Seperti yang disampaikan oleh Prof. Taruna, dunia penelitian dan pengujian perlu memanfaatkan AI untuk menghasilkan ide-ide baru. Ke depannya, Equilab akan mengeksplorasi aplikasi AI dalam penelitian dan pengujian klinis,” kata Direktur Equilab International, Wimala Widjaja.
Dengan dukungan Equilab dan kolaborasi lintas sektor, BPOM optimistis mencapai status WHO Listed Authority, sebuah pencapaian yang akan meningkatkan kredibilitas Indonesia dalam pengawasan obat dan makanan di tingkat global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement