Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi ICoFR untuk Keandalan Laporan Keuangan dan Kepercayaan Bisnis

Strategi ICoFR untuk Keandalan Laporan Keuangan dan Kepercayaan Bisnis Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam webinar bertajuk “Enhancing Financial Reporting Integrity: Insights into POJK No/15 of 2024” yang diadakan Kamis (23/01), RSM Indonesia memaparkan tantangan terbesar dalam penerapan Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) serta solusi untuk menanganinya.

Sistem pengendalian internal ini dirancang untuk memastikan keakuratan dan keandalan laporan keuangan, yang tidak hanya mendukung kepatuhan regulasi tetapi juga membangun kepercayaan yang menjadi aset penting bagi organisasi.

Angela Simatupang, Managing Partner Govenance Risk Control (GRC) Consulting & Technology Consulting RSM Indonesia, dalam sambutannya, menegaskan bahwa kepercayaan adalah pondasi utama dalam pengelolaan keuangan. 

" Regulasi ini mungkin terdengar seperti ‘hal yang biasa’ di dunia perbankan, tapi sebenarnya ini adalah peluang besar untuk kita semua meningkatkan standar tata kelola, terutama di bidang pelaporan keuangan. Seperti yang kita tahu, keandalan laporan keuangan bukan hanya penting untuk mematuhi regulasi, tapi juga untuk membangun kepercayaan. Kepercayaan adalah aset paling berharga bagi bank, baik dari regulator, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Pengendalian internal atas pelaporan keuangan, atau yang sering disebut internal control over financial reporting (ICoFR), sebenarnya memiliki banyak manfaat yang sering kali terlewatkan. Dengan ICoFR yang baik, bank tidak hanya memenuhi kewajiban regulasi, tapi juga menjamin keandalan laporan keuangan, meminimalkan risiko kecurangan, dan membangun kepercayaan stakeholder," jelas Angela.

Angela juga menggarisbawahi tantangan utama dalam implementasi ICoFR, seperti kompleksitas regulasi, kesenjangan keterampilan, adaptasi teknologi, dan perubahan budaya organisasi. 

“Tapi jujur saja, menerapkan ICoFR itu tidak selalu mudah. Ada beberapa tantangan besar yang sering kami temui. Seperti di antaranya, kompleksitas regulasi terkait, bagaimana menerjemahkan aturan yang detail menjadi langkah operasional di mana proses ini bukan hal yang instan. Kemudian kesenjangan keterampilan, banyak organisasi yang masih menghadapi keterbatasan SDM yang benar-benar paham soal pengendalian internal. Lalu terkait adaptasi teknologi di mana sistem informasi tentu harus diperbaharui agar sesuai standar regulasi dan ini butuh investasi. Ada lagi soal perubahan budaya organisasi, Ini salah satu tantangan ya, untuk mengubah kebiasaan di semua level agar accountable,” jelas Angela.

Dalam menghadapi berbagai tantangan ini Angela Simatupang menyampaikan bahwa solusinya adalah kembali kepada 3 hal penting, yakni komitmen dari pimpinan, investasi di kebijakan, teknologi, dan pelatihan, serta pemantauan rutin.

“Pertama, komitmen dari pimpinan. Kalau direksi dan dewan komisaris sudah sepakat mendukung maka separuh tantangan sudah selesai. Kedua, investasi di kebijakan dan teknologi dan pelatihan - ini semua dasar untuk memastikan bahwa ICoFR bisa berjalan efektif. Ketiga, pemantauan yang rutin. Jangan lupa, pengendalian itu bukan sesuatu yang sifatnya one time, tapi harus selalu dievaluasi dan diperbaiki,” lanjutnya. 

Dalam webinar yang sama, GMB Daniel Probo, Partner Governance Risk Control Consulting RSM Indonesia, juga memberikan panduan strategis untuk memastikan keberhasilan ICoFR. 

“Penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang terintegrasi, dukungan sistem informasi yang memadai, serta pembentukan unit khusus untuk pencegahan kecurangan adalah langkah penting. Selain itu, evaluasi berkelanjutan atas efektivitas pengendalian internal menjadi faktor krusial dalam menjaga akurasi dan keandalan laporan keuangan," ungkap Daniel.

Daniel juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan dalam memastikan pengendalian internal berjalan optimal. 

"Keberhasilan ICoFR tidak dapat dicapai tanpa keterlibatan semua pihak, dari pimpinan hingga staf operasional," tambahnya.

Adho Edwardo, Senior Manager Governance Risk Control Consulting, menambahkan bahwa keberhasilan ICoFR sangat bergantung pada dukungan direksi, dewan direksi, dan komite audit. 

"Budaya yang mendukung pentingnya ICoFR harus dibangun di setiap lapisan organisasi. Pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan evaluasi efektivitas pengendalian menjadi indikator keberhasilan utama," jelas Adho.

Sebagai catatan, penerapan ICoFR dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam mengatasi tantangan risiko global seperti risiko pelaporan keuangan dan risiko kecurangan keuangan.

"Penerapan ICoFR meningkatkan transparansi, mendeteksi dan mencegah kecurangan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, serta mendukung manajemen risiko yang lebih baik. Di tengah tantangan risiko global, ICoFR menjadi solusi penting dalam menjaga keandalan laporan keuangan," ujar Kresna Cahya Andika Senior Manager Governance Risk Control Consulting.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: