Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Rp1,2 Triliun! Pabrik Timah di Batam Resmi Dibangun

Investasi Rp1,2 Triliun! Pabrik Timah di Batam Resmi Dibangun Kredit Foto: BKPM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, meresmikan groundbreaking proyek hilirisasi timah di Kota Batam, Kepulauan Riau, Jumat (24/01). Proyek senilai Rp1,2 triliun ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengoptimalkan sumber daya alam melalui program hilirisasi mineral yang terus didorong.

“Hari ini kita menyaksikan momen penting dalam transformasi industri timah nasional. Hilirisasi adalah kunci untuk memastikan sumber daya alam Indonesia dimanfaatkan secara optimal, tidak hanya sebagai komoditas mentah, tetapi sebagai produk dengan nilai tambah tinggi yang berdaya saing global,” kata Todotua.

Proyek ini mencakup pembangunan fasilitas tin chemical oleh PT Batam Timah Sinergi (BTS) dan tin solder oleh PT Tri Charislink Indoasia (TCI), keduanya anak usaha dari PT Cipta Persada Mulia (CPM). BTS saat ini sedang memulai tahap awal konstruksi, sementara TCI telah memasuki tahap commissioning dan produksi penuh.

Baca Juga: Jadi Pemasok Timah untuk Apple, TINS Makin Optimis di Tengah Sikap Tegas Pemerintah

Sebagai induk usaha, CPM memiliki peran strategis dalam rantai pasok industri timah nasional. Perusahaan ini mengelola pertambangan bijih timah melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan memproduksi tin ingot di smelter miliknya. "Produk tin ingot tersebut kemudian diolah lebih lanjut oleh BTS dan TCI menjadi tin chemical, tin solder, dan tin heat stabilizer," jelas Todotua.

Proyek ini juga menjadi bagian dari roadmap pemerintah yang menargetkan Indonesia sebagai produsen timah terbesar kedua dunia pada 2045. Selain meningkatkan daya saing global, fasilitas tersebut diharapkan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ekosistem industri timah, khususnya di Kepulauan Riau.

“Indonesia, sebagai negara dengan cadangan timah terbesar kedua di dunia, harus mampu memanfaatkan sumber daya ini secara optimal untuk meningkatkan nilai tambahnya. Hilirisasi komoditas timah di Indonesia diperlukan untuk menyerap produksi tin ingot dalam negeri dan mengembangkan industri hilir yang memiliki potensi pasar global yang tinggi,” tambah Todotua.

Baca Juga: Wujudkan Industri Hijau, Hilirisasi Nikel Perlu Transformasi

Kota Batam dipilih karena lokasinya yang strategis di jalur perdagangan internasional, didukung infrastruktur logistik yang memadai. Hal ini memberikan efisiensi lebih dalam ekspor-impor komponen dan bahan baku, sehingga memperkuat daya saing industri hilir Indonesia.

Todotua juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk menjamin keberhasilan proyek ini. “Kami berkomitmen mendukung percepatan perizinan, pengawalan realisasi investasi, dan pengembangan SDM lokal. Kami mendorong BTS dan TCI untuk menarik lebih banyak investor yang menjadi offtakerproduk mereka, sehingga tercipta ekosistem industri timah yang berkelanjutan,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: