Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lika-liku Irwan Hidayat Meneruskan Sido Muncul, Tingkatkan Omzet Rp800 Ribu jadi Rp2 Juta dan Bangun Pabrik Modern

Lika-liku Irwan Hidayat Meneruskan Sido Muncul, Tingkatkan Omzet Rp800 Ribu jadi Rp2 Juta dan Bangun Pabrik Modern Kredit Foto: IBF
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nama Irwan Hidayat tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Pria kelahiran Yogyakarta, 23 April 1947 ini berhasil mengubah bisnis keluarga yang sempat mengalami kesulitan menjadi salah satu industri jamu terbesar di Indonesia. 

Dengan kerja keras dan inovasi, Irwan membawa Sido Muncul menembus pasar global serta menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Irwan Hidayat merupakan anak pertama dari lima bersaudara dalam keluarga Yahya Hidayat dan Desy Sulistyo. Ia menghabiskan masa remajanya di Semarang dan lulus dari SMA Kesatrian Semarang pada tahun 1964. Sejak tahun 1969, ia bergabung dengan perusahaan keluarganya, Sido Muncul, sebagai staf bagian pemasaran.

Sejarah bisnis keluarga Irwan dimulai dari usaha susu perah Melkrey yang dirintis oleh kakek dan neneknya di Ambarawa. Pada tahun 1940, mereka mendirikan toko roti bernama Roti Muncul, sebelum akhirnya sang nenek mulai meracik jamu masuk angin yang kini dikenal sebagai Tolak Angin. Pada tahun 1951, merek Sido Muncul resmi didirikan dengan arti "impian yang terwujud".

Tahun 1970, Rakhmat Susilo, pendiri Sido Muncul, mewariskan perusahaan ini kepada orang tua Irwan, Yahya Hidayat. Namun, setelah setahun berjalan, Yahya meninggal akibat kanker liver dan Irwan harus mengambil alih kepemimpinan Sido Muncul di usia 25 tahun. Pada saat itu, perusahaan dalam kondisi sulit dengan utang besar dan aset yang terbatas.

Baca Juga: Begini Ide Awal Sosrodjojo Memasukkan Teh dalam Botol hingga Sukses Membangun Tehbotol Sosro

Mengelola perusahaan yang sedang terpuruk bukanlah tugas mudah bagi Irwan. Selama lebih dari 20 tahun, bisnis Sido Muncul mengalami stagnasi. Pada tahun 1969 hingga 1990-an, Irwan bahkan sempat terlilit utang sebesar Rp46 juta, sementara omzetnya hanya Rp800 ribu. Beberapa aset perusahaan pun terpaksa disita.

Namun, titik balik terjadi ketika Irwan mulai menerapkan strategi pemasaran yang inovatif. Salah satunya adalah dengan beriklan di radio pada tahun 1990-an, yang berhasil meningkatkan omzet perusahaan dari Rp800 ribu menjadi Rp12 juta hanya dalam dua bulan. Keberhasilan ini mendorong Sido Muncul untuk terus berinovasi, termasuk dengan membangun pabrik jamu modern pada tahun 1997 yang telah mendapatkan sertifikasi industri farmasi.

Tahun 2000, Sido Muncul memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Departemen Kesehatan, menjadikannya industri jamu pertama yang disetarakan dengan industri farmasi. Langkah ini membuka peluang ekspansi yang lebih luas dan menambah kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Sido Muncul.

Keberhasilan Sido Muncul juga tidak lepas dari branding yang kuat. Irwan Hidayat menciptakan slogan "Orang Pintar Minum Tolak Angin" pada tahun 2000, yang hingga kini masih melekat di benak masyarakat. Baginya, inovasi produk harus disertai dengan kepercayaan dari konsumen. Oleh karena itu, ia selalu memastikan kualitas jamu Sido Muncul tetap terjaga.

Baca Juga: Cerita Nurhayati Subakat dari Sulit Cari Kerja hingga Sukses Dirikan Wardah Pekerjakan 11.000 Karyawan

Salah satu strategi unik yang diterapkan Irwan adalah mengalokasikan sebagian dana iklan untuk kegiatan sosial. Program seperti operasi katarak gratis dan mudik Lebaran gratis bagi para pedagang jamu menjadi bentuk promosi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Di bawah kepemimpinan Irwan, Sido Muncul berhasil menguasai 43 persen pangsa pasar jamu di Indonesia. Kesuksesan ini bahkan tetap berlanjut selama pandemi Covid-19, di mana permintaan produk kesehatan meningkat tajam. Pada tahun 2020, Sido Muncul mencatatkan lonjakan keuntungan yang turut meningkatkan kekayaan Irwan dan keluarganya hingga 41 persen.

Selain bisnis jamu, Irwan juga memperluas usahanya dengan mendirikan tiga hotel di Pulau Jawa dan sebuah perusahaan manajemen hotel.

Kini, Irwan Hidayat merupakan orang terkaya ke-47 versi Forbes pada November 2024 dengan kekayaan mencapai $1,15 miliar atau lebih dulu Rp24 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: