Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Irwan Hidayat: Baik dan Bermanfaat

Irwan Hidayat: Baik dan Bermanfaat Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kisah dan perjalanan bisnis PT Sido Muncul Tbk boleh dianggap sebagai paradoks di tengah riuhnya belantika kehidupan modern masyarakat saat ini. Dengan pemikiran sebagian besar publik yang cenderung mengedepankan pendekatan ilmu kedokteran dan farmasi, Sido Muncul mampu mencuri perhatian dengan konsep jamu yang serba herbal dan alami.

Sempat terseok-seok di era generasi pertama dan kedua, sosok Yoseph Irwan Hidayat sebagai generasi ketiga sukses mengangkat "derajat" minuman jamu hingga sejajar dan siap bersaing dengan beragam produk farmasi.

Tak mudah untuk sampai di titik itu. Sebuah titik kesuksesan di mana Sido Muncul diakui sebagai salah satu kerajaan bisnis yang tidak hanya mampu berkiprah di pasar dalam negeri, namun juga berhasil menembus pasar internasional. Dalam sebuah kesempatan, Irwan—begitu Yoseph Irwan Hidayat karib disapa—bercerita bahwa dalam menjalankan bisnis ia kerap tidak mengedepankan logika bisnis berbasis hitung-hitungan untung-rugi, melainkan lebih pada memperbesar manfaat dirinya, perusahaannya, dan seluruh entitas di bawah naungan Sido Muncul.

"Banyak yang bilang kita (Sido Muncul) ini kok tidak seperti perusahaan, tapi malah seperti setengah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Tidak apa-apa, yang penting (dampaknya) baik," ujar Irwan.

Meski terdengar sombong, harus diakui bahwa pernyataan Irwan itu bukan semata klaim sepihak. Misalkan saja dalam hal penyediaan fasilitas mudik gratis untuk masyarakat, Sido Muncul merupakan salah satu perusahaan yang konsisten melakukannya setiap tahun sejak 29 tahun lalu. Di tahun 2018 ini, misalnya, Sido Muncul menyediakan 220 unit bus untuk mengantarkan 13 ribu pemudik. Melalui program mudik gratis, Irwan ingin dirinya dan Sido Muncul bisa membawa manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat.

"Ada petuah bijak dari Bunda Theresa yang sangat masuk di hati dan sampai saat ini selalu menjadi pegangan saya, seseorang harus membawa manfaat bagi orang-orang lain di sekelilingnya. Jika tidak, hidupnya pada dasarnya akan sia-sia belaka," ungkap Irwan.

Tekad untuk membawa manfaat itulah yang juga diterapkan Irwan dalam mengembangkan bisnis Sido Muncul hingga saat ini. Tak terjebak pada dikotomi jamu versus obat modern, Irwan lebih tertarik untuk terus membuat produk yang baik, bermanfaat, dan melindungi konsumen dari segala ancaman gangguan kesehatan. Karena berpegang pada azas manfaat itulah, produk-produk yang dihasilkan Sido Muncul kini justru semakin inovatif dan bahkan tak jarang jauh dari persepsi masyarakat tentang jamu. Sebut saja jamu pendongkrak stamina yang kemudian berevolusi menjadi minuman berenergi. Lalu produk-produk jamu ready to drink hingga berbagai pilihan produk dengan aneka varian rasa. Ini semua sangat jauh dari image jamu zaman dulu yang serba pahit.

Tak hanya berkaitan dengan inovasi produk, asas mengedepankan manfaat itu juga berpengaruh terhadap berbagai kebijakan bisnis di internal Sido Muncul. Misalnya, penggunaan bintang iklan yang cenderung unik dan nyleneh, seperti Pak Sugeng sang perajin kaki palsu hingga (alm.) Mbah Marijan tokoh "penunggu" Gunung Merapi.

"Banyak itu yang pakai bintang (iklan) yang terkenal, bahkan dari luar negeri. Kalau (menurut) saya, buat apa iklan pakai orang asing? Bayarannya saja mahal. Mending buat sedekah saja. Masih banyak orang tidak mampu yang lebih butuh," ungkap Irwan.

Selain berhitung soal fee yang mahal, Irwan juga enggan menggunakan talent asing karena mereka pada dasarnya tidak benar-benar mengonsumsi produk yang sedang dia iklankan. Irwan tidak mau seperti itu. Menurut dia, semua pihak yang terkait dengan Sido Muncul, termasuk juga bintang iklannya, harus benar-benar mengonsumsi produk yang akan dipasarkan. Aturan itu bahkan juga diterapkan pada dirinya sendiri dan juga seluruh keluarga besarnya. Jika sampai dia dan keluarga enggan mengonsumsi satu produk tertentu, Irwan pastikan bahwa pihaknya juga tidak akan memasarkan produk tersebut di pasaran.

Dirinya hanya tak ingin iklannya membohongi masyarakat. Orang lain diajak membeli dan mengonsumsi produknya, sedangkan dia sendiri enggan.

"Ya kalau sampai kita sendiri nggak mau, itu kan artinya produk ini enggak baik. Masa kita dorong masyarakat konsumsi produk yang enggak baik? Ini soal moral, soal tanggung jawab. Pendekatannya pakai hati. Dulu juga pernah kita (Sido Muncul) punya produk untuk obat gampang tidur. Izinnya sudah ada, brand sudah siap, menurut BPOM juga boleh dijual secara bebas, tetapi kita enggak mau karena itu mengandung antidepresan. Meski dari bahan alami, dampaknya tetap enggak baik buat tubuh. Kita enggak produksi," tegas Irwan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: