Kecelakaan Tragis di Pintu Tol Ciawi, KPBB dan Pengacara Publik Tuntut Danone Bertanggung Jawab

Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mengatakan kecelakaan di Pintu Tol Ciawi yang menyebabkan delapan orang meninggal dunia dan sebelas orang lainnya terluka tak hanya dilihat dari akibat masalah teknis semata, tetapi bagian dari masalah yang lebih besar, yakni terkait praktik pelanggaran kelebihan muatan atau Over Dimension Over Load (ODOL) tanpa ada pengawasan yang ketat.
"Praktik ini telah berlangsung lama, ini juga akibat kebijakan perusahaan yang membiarkan truk beroperasi dalam kondisi tidak aman," kata Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin dalam siaran persnya.
Ia menegaskan kecelakaan ini bukan semata-mata kesalahan sopir, melainkan akibat dari kebijakan perusahaan yang membiarkan praktik ODOL terjadi.
Sementara itu, pihak PT Danone Indonesia, sebagai pemilik merek Aqua, menyampaikan pernyataan terkait insiden ini.
Namun, perusahaan asal Prancis tersebut menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kaitan langsung dengan perusahaan pengangkut dan distributor truk Aqua.
"Perusahaan transporter dan distributor merupakan pihak independen yang tidak terkait dengan PT Tirta Investama sebagai produsen Aqua,” ujar Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia.
Pernyataan tersebut lansgung mendapat kritik dari KPBB. Menurut Safrudin, perusahaan pemilik barang kerap menghindari tanggung jawab dalam kasus-kasus kecelakaan yang melibatkan armada pengangkut mereka.
"Sopir sering dijadikan kambing hitam, padahal mereka hanya menjalankan perintah dari pemilik barang yang menghendaki muatan berlebih,” tambahnya.
Berdasarkan data yang disampaikan KPBB pada 2021, mengungkap mayoritas truk Aqua yang melintas di jalur Sukabumi-Bogor mengalami kelebihan muatan hingga hingga 134,57%.
"Perusahaan pemilik barang tidak bisa lepas tangan, mereka menikmati keuntungan dari efesiensi biaya dari praktik ODOL-nya. Sementara sopir dan masyarakat malah jadi korbannya," tambahnya.
Sementara itu, pengacara publik David Tobing mendesak PT Danone Indonesia untuk bertanggung jawab dan memastikan bahwa armada pengangkut galon mereka mematuhi aturan.
"Apakah produsen Aqua melakukan pengecekan kelaikan jalan truk mereka sebelum berangkat dari pabrik?. Jika tidak ada, maka mereka juga terlibat dalam tragedi ini," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement