Diancam Perang Dagang, Perusahaan Besar Dunia Belum Lihat Tanda Perbaikan Ekonomi di China

Perusahaan-perusahaan besar dunia meragukan perbaikan ekonomi dari China. Pernod Ricard dan Carlsberg mengaku hanya melihat sedikit tanda-tanda akan peningkatan permintaan dalam Negeri Tirai Bambu.
CEO Carlsberg, Jacob Aarup-Andersen mengatakan pihaknya melihat belum ada efek yang besar dari sejumlah stimulus-stimulus terhadap perekonomian yang diberikan oleh Beijing. Meski demikian, ia mengatakan masih terlalu dini untuk mengambil keputusan terkait dengan prospek ekonomi dari China.
Baca Juga: Efek Tarif Trump, Eropa Khawatir Pasarnya Dibanjiri Barang China
"Kami tidak mengharapkan perubahan signifikan dalam ekonomi (China). Terlalu dini untuk disimpulkan," katanya dilansir dari Reuters, Jumat (7/2).
Jacob juga mengungkit bahwa meski terdapat sedikit peningkatan permintaan terkait dengan produknya, hal tersebut tak berlangsung lama karena terkait dengan Tahun Baru Imlek.
Ia mengatakan untuk saat ini, perusahaan akan fokus mencari pasar yang lebih prospektif hingga akhirnya terdapat sinyal perbaikan ekonomi yang lebih pasti di China.
"Kami tidak dapat mengalokasikan sumber daya penjualan dan pemasaran yang signifikan ke restoran, jaringan bar, jaringan karaoke di mana tidak ada pelanggan," kata Aarup-Andersen.
Pernod Ricard turut mengungkapkan hal serupa, pihaknya mengatakan belum ada tanda-tanda perbaikan ekonomi menyusul permintaan yang sangat lesu saat Tahun Baru Imlek di China.
Perusahaan juga mengatakan ketidakpastian perkembangan ekonomi yangmemaksa mereka untuk meninjau kembali menijau strategi penjualan mereka di China.
Dilema kedua perusahaan ini turut diperburuk dengan adanya perang tarif yang terjadi antara China dan Amerika Serikat (AS). Perang tarif tersebut dikhawatirkan akan memicu gejolak inflasi sampai dengan memperlambat perbaikan ekonomi dari Beijing.
Trump yang belum memiliki keinginan untuk berdiskusi terkait dengan kebijakan tarif bersama dengan negara rivalnya itu juga membuat pasar cukup khawatir dengan potensi kembali merosotnya ekonomi dari China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement