
Dalam dunia trading crypto, memahami pola candlestick sangat penting untuk mengidentifikasi peluang pasar. Salah satu pola yang sering digunakan trader adalah Harami Candlestick, yang menandakan potensi pembalikan tren (reversal).
Harami Candlestick terjadi ketika candlestick kedua berukuran lebih kecil dan sepenuhnya tertelan oleh candlestick sebelumnya. Nama "Harami" berasal dari bahasa Jepang yang berarti "hamil," karena bentuknya menyerupai ibu yang sedang mengandung.
Pola ini dapat muncul saat pasar sedang mengalami tren naik (uptrend) maupun tren turun (downtrend). Dikutip dari Pintu Academy, platform edukasi dari Aplikasi PINTU terdapat dua jenis Harami Candlestick yaitu Bullish Harami dan Bearish Harami.
Bullish Harami menandakan perubahan tren dari turun menjadi naik. Pola ini terjadi ketika candlestick merah besar diikuti oleh candlestick hijau kecil yang tertelan di dalamnya.
Ini mengindikasikan bahwa tekanan jual mulai melemah dan pembeli mulai masuk ke pasar. Konfirmasi bullish harami terjadi saat candlestick berikutnya juga ditutup dalam kondisi bullish, menandakan potensi kenaikan harga.
Sebaliknya, Bearish Harami memberikan sinyal bahwa tren naik bisa segera berakhir dan harga mulai turun. Pola ini muncul ketika candlestick hijau besar diikuti oleh candlestick merah kecil yang tertelan sepenuhnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan beli mulai melemah, sementara penjual mulai mendominasi. Konfirmasi bearish harami terjadi jika candlestick berikutnya kembali merah, mengindikasikan awal dari tren turun.
Meskipun harami candlestick sering digunakan sebagai sinyal reversal, pola ini perlu dikonfirmasi dengan indikator teknikal lainnya. Menggunakan RSI, MACD, atau Bollinger Bands dapat membantu memastikan kekuatan sinyal yang diberikan.
Selain itu, memperhatikan level support dan resistance bisa memberikan gambaran lebih jelas apakah pola harami cukup kuat untuk menjadi titik masuk atau keluar dalam trading.
Di pasar crypto, pola harami mungkin sedikit berbeda dibandingkan di pasar saham atau forex karena perdagangan berlangsung 24/7 tanpa jeda.
Hal ini menyebabkan candlestick di crypto lebih rapat, sehingga bentuk harami mungkin tidak selalu tampak seperti "ibu hamil" tetapi prinsipnya tetap sama: candlestick kedua harus lebih kecil dan berada di dalam candlestick sebelumnya.
Untuk memanfaatkan bullish harami, trader sering menggunakannya sebagai titik masuk ketika harga berada di kondisi oversold.
Sebaliknya, bearish harami dapat menjadi tanda untuk keluar dari posisi beli atau bahkan mengambil posisi short jika konfirmasinya kuat.
Sebagai strategi tambahan, trader disarankan untuk menggunakan multiple time frames agar bisa mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai tren pasar. Jika pola harami muncul di beberapa time frame sekaligus, sinyal reversal yang diberikan akan lebih kuat.
Selain itu, penting untuk menerapkan manajemen risiko, seperti menetapkan stop-loss di bawah candlestick kecil pada bullish harami atau di atas candlestick kecil pada bearish harami untuk membatasi potensi kerugian.
Meskipun harami candlestick bisa menjadi alat yang berguna untuk mendeteksi perubahan tren, pola ini tidak selalu akurat. Oleh karena itu, menggabungkannya dengan indikator teknikal lain serta memahami sentimen pasar akan membantu meningkatkan efektivitasnya dalam trading crypto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement