Ancaman Perang Dagang Semakin Nyata, Ekspektasi Suku Bunga Tinggi Kerek Dolar AS

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mencatatkan penguatan dalam penutupan perdagangan pekan lalu di Jumat (7/2). Hal ini tidak terlepas dari gejolak geopolitik hingga data perekonomian terbaru yang menimbulkan ekspektasi penahanan suku bunga lebih lama oleh Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari CNBC International, Senin (10/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur nilai dolar terhadap mata uang utama global lainnya tercatat naik 0,353% ke 108,04.
Baca Juga: Diumumkan Pekan Ini, Sejumlah Negara Akan Kena Tarif Trump
Analis Senior FX Street, Joseph Trevisani mengatakan pasar tengah optimistis menyusul adanya sinyal penguatan ekonomi dari AS. Baru-baru ini tingkat pengangguran negara tersebut tercatat turun hingga ke 4% dari 4,1%.
Di sisi lain, laporan tenaga kerja hanya menunjukkan nonfarm payrolls hanya bertambah 143.000 pekerjaan di Januari 2025. Capaian tersebut lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 170.000. Namun, angka ini masih lebih baik dibanding revisi kenaikan pekerjaan di Desember 2024.
Joseph mengatakan pasar melihat data tersebut sebagai gambaran ketidakpastian ekonomi, pihaknya optimistis bahwa suku bunga sepertinya akan bertahan cukup lama dalam kisaran 4,25% - 4,5%.
“Tidak ada indikasi pelemahan signifikan, tetapi juga tidak terlihat adanya penguatan besar,” ujar Joseph Trevisani.
Adapun perang dagang yang semakin nyata juga menjadi katalis dalam penguatan dolar. Belum adanya negosiasi terkait kebijakan tarif antara China dan AS memicu optimisme yang mengerek dolar secara perlahan menuju puncaknya.
Baca Juga: BI Ungkap Dampak Besar Kebijakan Trump, Mulai dari Inflasi Hingga Raibnya Aliran Modal Jauhi
Hal tersebut diprediksi akan terus belanjut menyusul adanya sinyal kebijakan tarif baru untuk sejumlah negara dari Presiden AS, Donald Trump. Meski demikian, ia belum merinci negara mana saja yang akan dikenai kebijakan tarif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement