Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Amati Sinyal The Fed, Perang Dagang Ancam Dolar AS

Pasar Amati Sinyal The Fed, Perang Dagang Ancam Dolar AS Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mengalami koreksi dalam penutupan perdagangan di Selasa (11/2). Hal tersebut tidak terlepas dari sentimen pasar yang khawatir dengan ketidakpastian ekonomi meski terdapat prospek tak adanya pemotongan suku bunga dalam waktu dekat oleh Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari CNBC International, Rabu (12/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya mengalami koreksi hingga 0,3% menjadi 108,04.

Baca Juga: IABC East Java Chapter Perkuat Kolaborasi Jawa Timur dan Australia, dari Perdagangan hingga Pendidikan

Donald Trump baru-baru ini mengejutkan dunia dengan kebijakan tarif sebesar 25% untuk impor baja dan aluminium. Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang menyusul reaksi keras yang diberikan sejumlah negara termasuk Uni Eropa.

Trump di sisi lain juga mengumumkan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan sejumlah tarif lainnya seperti untuk mobil hingga obat-obatan yang ingin masuk pasar dari AS.

Meski demikian, terdapat angin segar dari Ketua The Fed, Jerome Powell. Ia baru-baru ini mengejutkan pasar dengan sinyalnya yang mengatakan bahwa bank sentral tak memiliki rencana untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Powell mengungkapkan bahwa ekonomi masih kuat, angka pengangguran rendah, dan inflasi tetap di atas target 2%. Meski demikian, investor cukup meragukan hal tersebut akan bertahan lama mengingat adanya prospek perang dagang.

Pasar kini menunggu data inflasi terbaru dari AS. Hal ini guna menentukan lebih jelas terkait dengan peluang pemangkasan suku bunga dari The Fed. 

Baca Juga: Prioritas Nasional 2025, Perundingan Dagang RI-Negara Arab di Teluk Capai Kemajuan Signifikan

Sejauh ini, pasar memiliki ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga akan dilakukan paling banyak dua kali selama tahun ini dengan total pemangkasan sebesar 35 basis poin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: