Prioritas Nasional 2025, Perundingan Dagang RI-Negara Arab di Teluk Capai Kemajuan Signifikan

Indonesia dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (GCC) melaksanakan Perundingan Putaran Kedua Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-GCC (I–GCC FTA) pada 3-6 Februari 2025 di Riyadh, Arab Saudi.
Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan Johni Martha selaku Ketua Negosiator dari Indonesia memimpin Delegasi Indonesia pada perundingan yang dilaksanakan secara hibrida ini.
Baca Juga: Berkunjung ke Indonesia pada 11-12 Februari, Ini Agenda Presiden Erdogan Bersama Presiden Prabowo
Sementara itu, Delegasi GCC dipimpin General Coordinator for Free Trade Agreements Negotiations GCC Raja Munahi Al-Marzoqi selaku Ketua Negosiator dari GCC. Perundingan turut dihadiri perwakilan kementerian dan lembaga terkait dari kedua negara.
Johni mengungkapkan, perundingan putaran kedua ini membahas sejumlah isu dan berhasil memperoleh kemajuan substantif. Pertemuan ini juga membahas percepatan penyelesaian perundingan yang ditargetkan mencapai kesepakatan substantif pada akhir 2025.
“Dengan mengupayakan yang terbaik pada setiap isu runding, perundingan I-GCC FTA diharapkan dapat mencapai kesepakatan substantif pada 2025. Terlebih, perundingan I-GCC FTA menjadi salah satu program prioritas nasional tahun ini,” ungkapnya, dikutip dari siaran pers Kemendag, Selasa (11/2).
Johni melanjutkan, beberapa kemajuan yang berhasil dicapai di antaranya mencakup isu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hambatan teknis perdagangan. Selain itu, kemajuan lainnya yakni ketentuan asal barang, prosedur-prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, sanitari dan fitosanitari, kerja sama ekonomi, ekonomi Islam, serta hak kekayaan intelektual.
“Perundingan kali ini, Indonesia dan GCC berhasil mencapai kesepakatan pada sanitari dan fitosanitari. Di sisi lain, dalam pembahasan teks lainnya, kedua pihak mencapai kemajuan signifikan dengan capaian 45 persen untuk 16 isu runding lainnya dalam kerangka I-GCC FTA,” terang Johni.
Gulf Cooperation Council (GCC) merupakan organisasi perjanjian perdagangan regional di kawasan teluk Persia. Negara-negara anggota GCC, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Oman. Hal ini merupakan upaya untuk dapat memperluas akses pasar dengan kawasan Timur Tengah atau Teluk Persia. Mitra dagang utama Indonesia di GCC adalah UAE dan Arab Saudi.
Berdasarkan hasil analisis Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag), kerja sama liberalisasi perdagangan Indonesia-GCC berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia pada sektor peralatan elektronik (electrical equipment) sebesar 33,86 persen; kulit (leather) sebesar 29,3 persen; produk logam (metal product) sebesar 28 persen, dan produsen lainnya (other manufacturing) sebesar 27,7 persen.
Johni menambahkan, pada perundingan berikutnya, kedua pihak ditargetkan dapat menyelesaikan pemetaan penawaran awal (initial offer) dan perhitungannya. Perundingan putaran ketiga akan dilaksanakan di Indonesia pada semester kedua 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement