Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perluas Jaringan Pariwisata RI, Kemenpar Kembali Berpartisipasi di SATTE 2025 India

Perluas Jaringan Pariwisata RI, Kemenpar Kembali Berpartisipasi di SATTE 2025 India Kredit Foto: Dok. Kemenpar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengikuti South Asia's Travel and Tourism Exchange (SATTE) 2025 yang diselenggarakan di Yashobhoomi (India International Convention & Expo Centre), New Delhi pada 19-21 Februari 2025.

Keikutsertaan Indonesia dalam SATTE 2025 merupakan upaya Kemenpar untuk memperkuat eksistensi pariwisata Indonesia di kawasan Asia Selatan dan meningkatkan kunjungan wisatawan India ke Indonesia.

Baca Juga: Gelar GWB di Kota Tua, Menpar Apresiasi Kolaborasi Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

“SATTE 2025 ini juga sebagai upaya mempertemukan pelaku industri pariwisata Indonesia dengan India untuk melakukan transaksi bisnis melalui penjualan paket wisata, khususnya destinasi Bali dan 5 DPSP. SATTE juga menjadi sarana yang tepat untuk memperluas jaringan serta menggandeng mitra potensial di India,” ucap Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, dikutip dari saiaran pers Kemenpar, Rabu (19/2).

Dalam bursa pariwisata (B2B) terbesar di Asia Selatan tersebut, Paviliun Indonesia akan menempati lahan 162 meter persegi di Hall 2C, booth C62.

Made mengungkapkan, India merupakan salah satu pasar wisatawan mancanegara yang sangat potensial untuk Indonesia. Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan India ke Indonesia pada 2024 mencapai 710.688 orang, dengan wisman India tumbuh sekitar 17,2 persen dibandingkan tahun 2023.

India menduduki peringkat keenam sebagai negara dengan jumlah wisatawan mancanegara terbanyak yang berkunjung ke Indonesia setelah Malaysia, Australia, Singapura, China, dan Timor Leste.

Berdasarkan data dari Ditjen Imigrasi pada Januari 2025, India menempati peringkat ketiga setelah Australia dan China dari 20 besar negara asal kedatangan WNA (warga negara asing) ke Bali.

“Saat ini Bali masih menjadi top of mind bagi wisatawan India untuk segmen keluarga, honeymoon, wedding, dan MICE,” kata Made. 

Menyadari potensi tersebut, Kemenpar tetap berkomitmen untuk berpartisipasi dalam SATTE 2025, dan melakukan collaborative marketing berupa sharing cost dengan pelaku industri pariwisata sebagai langkah menyikapi efisiensi anggaran. 

Kemenpar menggandeng 46 perusahaan terpilih, yang terdiri dari 3 mitra platinum (Marriott International, Taman Safari Indonesia, dan VFS Global), 11 mitra premium, serta 32 mitra reguler.  Dari jumlah tersebut, sebanyak 84,8 persen perusahaan berasal dari Provinsi Bali, dan sisanya dari Jakarta serta Yogyakarta. 

Selain diikuti oleh perusahaan yang merupakan pemain lama di pasar India, pada SATTE 2025 juga terdapat nama-nama baru yang sebelumnya tidak pernah mengikuti SATTE. Hal ini tentunya menjadi angin segar untuk memperluas jangkauan pasar dengan paket wisata yang lebih variatif.

Paket wisata minat khusus seperti marine tourism yang ditawarkan oleh Aneecha Sailing Catamaran (Pelayaran Wisata Maritim Indonesia) juga turut berpartisipasi di SATTE tahun ini. Selain itu, banyak di antara perusahaan tersebut yang menjual paket wellness tourism yang biasanya tidak jauh dari segmen honeymoon.

Made mengungkapkan, adanya penjualan paket wisata tersebut dapat mendorong salah satu dari 5 program unggulan Kemenpar tahun 2025 salah satunya Pariwisata Naik Kelas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkualitas melalui wisata minat khusus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: