- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Wall Street Anjlok, Ketidakpastian Menguat Gegara Lesunya Ekonomi hingga Trump

Bursa Amerika Serikat (Wall Street) membukukan koreksi yang signifikan dalam penutupan perdagangan di Jumat (21/2). Investor panik menyusul sinyal ketidakpastian yang menguat akibat data perekonomian terbaru yang mengecewakan di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Senin (24/2), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dalam Wall Street. Semua indeks kompak mencatatkan koreksi yang signifikan:
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): Turun 1,69% ke 43.428,02.
- S&P 500 (SPX): Merosot 1,71% ke 6.013,13.
- Nasdaq Composite (IXIC): Anjlok 2,20% ke 19.524,01.
Chief Executive Offiecer (CEO) AXS Investments, Greg Bassuk menyatakan bahwa faktor sentimen konsumen, tarif, dan laporan keuangan kini lebih mendominasi arah pasar dibandingkan sektor teknologi dan AI.
"Ketidakpastian adalah narasi baru bagi investor," ujar Bassuk.
Laporan ekonomi terbaru menujukkan adanya perlambatan aktivitas bisnis. Data terkait tercatat turun ke 50,4 dari sebelumnya 52,7 di Januari 2025. Sektor perumahan juga menurun hingga 4,9%. Adapun Data University of Michigan juga menunjukkan penurunan kepercayaan konsumen yang lebih besar dari perkiraan pasar.
Data-data tersebut memperburuk ekspektasi negatif yang telah dimiliki oleh pasar menyusul proyeksi negatif dari Walmart. Raksasa ritel tersebut baru-baru ini memberikan proyeksi yang mengecewakan dan memicu kekhawatiran bahwa daya beli konsumen mulai melemah di AS.
Presiden AS, Donald Trump juga tak luput dari sorotan pasar menyusul rencananya soal tarif baru untuk kayu dan produk kehutanan. Rencana tersebut menyusuk rencana tarif sebelumnya terhadap mobil impor, semikonduktor, dan farmasi. Kebijakan ini memicu kekhawatiran investor terhadap potensi perang dagang baru dan dampaknya terhadap ekonomi global.
Baca Juga: Makin Ditegaskan, Babak Terbaru Kebijakan Tarif Impor dari Trump
"Ini yang memicu volatilitas yang kita lihat minggu ini, dan kemungkinan akan terus berlangsung hingga akhir kuartal pertama," tutur Bassuk
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement