Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MBMA Bangun Pabrik HPAL USD 1,8 Miliar, Target Produksi 90.000 Ton Nikel!

MBMA Bangun Pabrik HPAL USD 1,8 Miliar, Target Produksi 90.000 Ton Nikel! Kredit Foto: Merdeka Battery
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) resmi menandatangani perjanjian definitif dengan mitra strategis untuk membangun pabrik High-Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas 90.000 ton nikel per tahun dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Pabrik ini akan dioperasikan oleh PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Pabrik HPAL SLNC akan berlokasi bersebelahan dengan pabrik serupa yang dioperasikan oleh PT Huayue Nickel Cobalt (HNC), perusahaan joint venture yang dipimpin oleh Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. (Huayou), yang telah beroperasi penuh sejak April 2022.

Berdasarkan perjanjian manajemen, anak perusahaan Huayou akan menyediakan layanan manajemen konstruksi untuk pembangunan pabrik HPAL SLNC, sementara MBMA bertanggung jawab atas perolehan izin dan persetujuan dari pemerintah Indonesia. SLNC akan memperoleh dan mengolah bijih nikel laterit melalui perjanjian komersial dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), anak perusahaan MBMA.

Baca Juga: MBMA Klaim Kinerja Penambangan Nikel Dan Produksi MHP Tumbuh Signifikan

Tambang SCM merupakan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia dengan cadangan sekitar 13,8 juta ton nikel dan 1 juta ton kobalt. Untuk mendukung kelancaran distribusi bahan baku, MBMA akan membangun Feed Preparation Plant (FPP) di tambang SCM, memungkinkan pengangkutan bijih nikel melalui pipa langsung ke pabrik pengolahan SLNC di IMIP.

Konstruksi proyek HPAL SLNC ini telah dimulai sejak Januari 2025, dengan target commissioning dalam kurun waktu 18 bulan. Total investasi gabungan untuk pembangunan pabrik HPAL SLNC diperkirakan mencapai sekitar USD 1,8 miliar. Investasi MBMA dalam SLNC dilakukan melalui afiliasinya, PT Merdeka Energi Baru (MEB), yang memiliki 50,1% saham di SLNC.

Untuk mendukung pembangunan proyek ini, SLNC telah berhasil mendapatkan pendanaan dan menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bangkok Bank Public Limited Company, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Baca Juga: Produksi Nikel MBMA Naik 110% di 2024! Begini Strateginya

Sebelumnya, MBMA bermitra dengan GEM Co., Ltd. (GEM) untuk mengembangkan dua pabrik HPAL lainnya di kawasan IMIP dengan total kapasitas 55.000 ton MHP per tahun, keduanya diharapkan mulai produksi pada paruh pertama 2025. Pabrik HPAL pertama, yang dioperasikan oleh PT ESG New Energy Material (PT ESG), memiliki kapasitas sebesar 30.000 ton MHP pertahun.

Sementara itu, pabrik HPAL kedua, yang dioperasikan oleh PT Meiming New Energy Material (“PT Meiming”), memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 25.000 ton MHP.  “HPAL SLNC adalah inisiatif strategis MBMA untuk memaksimalkan nilai sumber daya nikel kami yang berlimpah dan akan meningkatkan kapasitas produksi tahunan MHP perusahaan lebih dari dua kali lipat,” ujar Teddy Oetomo, Presiden Direktur MBMA.

“Kemitraan SLNC menegaskan komitmen kami untuk meningkatkan kapasitas dalam menyediakan bahan baku baterai berkualitas tinggi, serta mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah Indonesia." 

MBMA terus memperkuat posisinya dalam rantai pasok global untuk industri baterai, sekaligus mendukung peran Indonesia sebagai pusat produksi bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: