Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal 'Indonesia Gelap', Hashim: Anggaran Tidak Dipotong, Ini Faktanya!

Soal 'Indonesia Gelap', Hashim: Anggaran Tidak Dipotong, Ini Faktanya! Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menanggapi isu "Indonesia gelap" yang ramai dibicarakan oleh masyarakat. 

Ia menegaskan bahwa anggaran negara tidak mengalami pemangkasan yang merugikan, melainkan dialihkan untuk program-program prioritas yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Sehingga ada sebagian mahasiswa turun ke jalan, lihat-lihat Indonesia gelap. Tapi sebetulnya tidak mengerti dan mungkin belum diberikan penjelasan. Bahwa yang Rp306 triliun yang terjadi dari penghematan, itu bukan pengurangan. Itu tidak berarti bahwa anggaran dikurangi. Bukan. Itu adalah realokasi dari program-program yang dinilai tidak perlu," ujar Hashim dalam forum di Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Baca Juga: Hashim: Target Ekonomi Bukan 8%, tapi Bisa 10%!

Ia menegaskan bahwa realokasi anggaran tersebut salah satunya dialihkan ke program makanan bergizi gratis yang telah mendapatkan alokasi dana sebesar Rp171 triliun. Menurut Hashim, kebijakan ini akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dan sudah ditetapkan Rp171 triliun untuk makanan bergizi gratis. Dan menurut kawan-kawan di Bapak Pengas, ini akan menambah pertumbuhan ekonomi dari tadinya 0,83 persen, akan menambah jadi 1,99 persen," ungkapnya.

Hashim menjelaskan bahwa program makanan bergizi gratis akan menggerakkan ekonomi pedesaan karena permintaan bahan baku seperti telur, daging ayam, susu, dan sayuran akan meningkat signifikan.

"Real economy berarti apa? Nanti diperlukan 82 juta butir telur tiap hari. Perlu sayur-sayuran, perlu daging ayam, perlu susu, perlu banyak hal untuk menjadi inputs, untuk jadi menu dari makanan gratis ini. Coba dipikirkan, itu berapa perundasan yang diperlukan untuk menghasilkan," kata Hashim.

Baca Juga: Dulu Ditolak, Kini Danantara Jadi Kenyataan! Hashim: Ini Impian Ayah Kami Sejak 1980-an

Ia menambahkan bahwa tujuan utama program ini adalah mendorong keterlibatan UMKM, koperasi, dan BUMDes, bukan hanya kelompok konglomerasi besar.

"Dan ini banyak akan nanti disuplai, dipasokkan emak-emak di desa-desa. Tujuan Pak Prabowo adalah ratusan triliun rupiah itu akan nanti dibelanjakan di pedesaan. Dan tujuan Pak Prabowo adalah ini nanti mendorong keikutsertaan kehadiran dari UMKM, Koperasi, dan BUMDes," jelasnya.

Hashim juga menekankan bahwa realokasi anggaran bukan berarti ekonomi Indonesia dalam kondisi buruk. Justru, kebijakan ini menjadi strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

"Kenapa? Karena self-interest. Kalau nanti rakyat kita yang selama ini belum makmur, belum sejahtera. Nggak jadi makmur, jadi sejahtera, ada daya beli," pungkasnya.

Sebelumnya, isu "Indonesia gelap" mencuat di tengah protes sebagian mahasiswa yang menilai pemangkasan anggaran negara menyebabkan ketidakpastian ekonomi. Namun, Hashim menegaskan bahwa tidak ada pengurangan anggaran, melainkan realokasi ke program yang lebih produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: