
Peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) membuka peluang investasi di berbagai proyek hilirisasi, termasuk sektor perminyakan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa dirinya akan mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar investasi Danantara diarahkan untuk meningkatkan kapasitas kilang guna mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri.
"Makanya dalam hilirisasi, salah satu proyek yang kita akan dorong untuk kita laporkan kepada Bapak Presiden adalah storage untuk BBM dan refinery-nya," ujar Bahlil selepas melantik jajaran petinggi SKK Migas di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Baca Juga: Tak Lagi Tergantung APBN, Menteri PU Ungkap Peran Danantara dalam Infrastruktur
Dukungan investasi ini diperlukan untuk meningkatkan pasokan minyak dalam negeri. Saat ini, ketahanan stok BBM Indonesia hanya bertahan selama 21 hari dan ditargetkan meningkat menjadi 30 hari.
"Impor kita terhadap minyak ini kan banyak sekali. Maka kita mendorong pembangunan refinery. Tujuannya apa? Agar kita mempunyai cadangan dan minyaknya langsung dari kita. Dan ini butuh investasi besar," jelasnya.
Baca Juga: Sebanyak 35 Proyek Hilirisasi Senilai US$126 Miliar Berpeluang Didanai Danantara
Bahlil juga menargetkan peningkatan produksi lifting minyak. Saat ini, lifting minyak RI berada di angka 580 ribu barel per hari (bph), dan pada 2025 ditargetkan meningkat menjadi 630 ribu hingga 650 ribu bph.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan mengintervensi produksi minyak dalam negeri dengan teknologi seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) dan metode lainnya.
"Pada tahun 2028-2029, kita sudah punya lifting 800-900 ribu barel. Kalau bisa lebih dari itu, lebih baik, dengan berbagai macam intervensi teknologi," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement