
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan laba bersih sebesar Rp34,05 triliun sepanjang 2024, naik tipis 0,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp33,83 triliun. Laba per saham dasar dan dilusian turut meningkat menjadi Rp841 dari Rp836 pada 2023.
Pendapatan bersih Astra melonjak 4,53 persen menjadi Rp330,92 triliun dari sebelumnya Rp316,56 triliun. Namun, beban pokok pendapatan juga membengkak menjadi Rp257,36 triliun dibandingkan Rp243,25 triliun pada 2023. Laba kotor yang berhasil dikantongi mencapai Rp73,55 triliun.
Baca Juga: Jejak Sukses Edwin Soeryadjaya, Keluar dari Astra hingga Sukses Lewat Saratoga
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, menyebutkan bahwa pencapaian tersebut didukung oleh portofolio bisnis yang terdiversifikasi, meskipun sentimen konsumen melemah.
“Kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, yang sebagian diimbangi oleh dampak penurunan penjualan mobil dan harga batu bara yang lebih rendah,” ujarnya.
Kinerja Otomotif: Penjualan Mobil Merosot, Motor Jadi Penyelamat
Laba bersih divisi otomotif Astra turun 2 persen menjadi Rp11,2 triliun akibat melemahnya pasar mobil nasional. Penjualan mobil Astra melemah 14 persen menjadi 483.000 unit, selaras dengan tren nasional yang juga turun 14 persen menjadi 866.000 unit berdasarkan data Gaikindo.
Di sisi lain, penjualan sepeda motor justru meningkat. Astra Honda Motor (AHM) mencatat penjualan 4,9 juta unit, naik 1 persen dengan pangsa pasar tetap dominan di angka 78 persen.
Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Catatkan Lonjakan Laba, Pendapatan Tembus Rp19 Triliun di 2024
Selain itu, bisnis suku cadang Astra Otoparts Tbk membukukan laba bersih Rp2 triliun, tumbuh 10 persen berkat peningkatan permintaan pasar suku cadang pengganti dan ekspor. Sementara itu, OLXmobbi, unit bisnis mobil bekas Astra, mencatat penjualan 27.300 unit, melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Jasa Keuangan Tumbuh 6 Persen
Divisi jasa keuangan Astra mencatatkan kenaikan laba bersih 6 persen menjadi Rp8,4 triliun, ditopang oleh pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen.
Pembiayaan baru di segmen ini naik 9 persen menjadi Rp128,2 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari perusahaan pembiayaan mobil yang menyumbang laba Rp2,4 triliun (naik 4 persen) dan PT Federal International Finance (FIF) yang membukukan laba Rp4,4 triliun (naik 7 persen).
Baca Juga: Penjualan Mobil Astra (ASII) Capai 480.964 Unit pada 2024, Toyota dan Lexus Paling Laris!
Sementara itu, PT Asuransi Astra Buana mencatatkan peningkatan laba 8 persen menjadi Rp1,5 triliun berkat pendapatan underwriting yang lebih tinggi. Astra Life, di sisi lain, mengalami penurunan premi bruto 2 persen menjadi Rp6 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement