
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan menyamakan Inggris dengan China. Hal ini terkait dengan kecamannya terhadap pemerintahan terkait soal kebijakan akses data dari Apple.
Trump menegaskan bahwa dirinya tidak setuju dengan langkah mitranya tersebut yang menuntut akses terhadap data pengguna tertentu yang berada dalam ekosistem dari Apple.
Baca Juga: Pak Trump Bilang Presiden Ukraina Terlalu Lebay, 'Maunya Perang Terus, Padahal Negara Lemah'
"Kami sebenarnya sudah memberitahu Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Hal tersebut adalah sesuatu biasanya terjadi di China," kata Trump, dilansir dari Reuters, Minggu (2/3).
Amerika Serikat juga diketahui tengah menyelidiki soal dugaan pelanggaran terhadap cloud act dari Inggris. Ini terkait dengan larangan terhadap kedua negara untuk menuntut data warganya satu sama lain tanpa proses hukum yang sah.
Adapun Juru Bicara Pemerintah Inggris menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa hubungan intelijen antara kedua tetap erat, Meski demikian, pihaknya menolak berkomentar terkait dengan situasi Apple.
Baca Juga: Harga Minyak Bergejolak Usai Chevron Kena Pukulan dari Trump
Sebelumnya, Apple mengejutkan pasar dengan menghentikan fitur keamanan enkripsi canggih untuk data cloud pengguna di Inggris. Hal ini menyusul kabar adanya tekanan dari London.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement