Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebutuhan Tembaga Meningkat, Perhapi Dorong MIND ID Jadi Pemain Utama

Kebutuhan Tembaga Meningkat, Perhapi Dorong MIND ID Jadi Pemain Utama Kredit Foto: MIND ID
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, menegaskan pentingnya penguasaan cadangan tembaga nasional sebagai strategi mendukung transisi energi menuju energi ramah lingkungan.

Berdasarkan data Badan Geologi 2023, cadangan tembaga Indonesia turun dari 28 juta ton (2020) menjadi 20,3 juta ton, dengan cadangan bijih mencapai 3 miliar ton. 

"Logam tembaga sangat diperlukan dalam teknologi energi bersih seperti kendaraan listrik dan pembangkit tenaga surya," ujar Rizal kepada Warta Ekonomi, Rabu (5/3/2025).

Saat ini, mayoritas cadangan tembaga dikelola PT Freeport Indonesia di Papua. Namun, kendali MIND ID sebagai holding BUMN Pertambangan di Freeport masih terbatas di 41,23%, sedangkan Freeport McMoran (AS) menguasai 48,77%. 

Baca Juga: Kementerian BUMN Angkat Bicara Soal Pergantian Dirut MIND ID

"Artinya, MIND ID hanya memiliki kontrol atas Freeport sebatas 41,23%, sedangkan kendali mayoritas masih dipegang oleh Freeport McMoran," jelasnya.

Rizal menyoroti minimnya langkah strategis MIND ID dalam meningkatkan kepemilikan cadangan tembaga, baik di dalam maupun luar negeri.

Di dalam negeri, sebaran sumber daya tembaga banyak tersebar di Nusa Tenggara, Papua, Kalimantan dan Sumatera. Menurut Rizal, penguasaan wilayah-wilayah ini sangat penting bagi MIND ID.

"Sehingga diperlukan penguasaan wilayah pertambangan oleh MIND ID untuk dapat menjadi key player dalam industri tembaga," tambahnya. 

Ia juga mencatat bahwa revisi UU Minerba terbaru membuat MIND ID harus bersaing dengan organisasi masyarakat keagamaan dan UMKM dalam mendapatkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).

"MIND ID kini harus bersaing dengan organisasi masyarakat keagamaan dan UMKM dalam mendapatkan WIUP, yang tentu menjadi tantangan tersendiri," kata Rizal.

Baca Juga: MIND ID Siap Bersaing di Pasar Global dengan Menerapkan Good Mining Practice

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah industri pertambangan, Rizal menyebut MIND ID telah memiliki beberapa anak perusahaan, seperti Inalum di Sumatera Utara yang bergerak di sektor aluminium, PT Antam yang mengelola nikel, emas, dan bauksit, serta PT Freeport dan PT Timah yang fokus pada tembaga dan timah.

Namun, Rizal menekankan pentingnya bagi MIND ID untuk masuk lebih jauh ke sektor hilir industri, dengan membangun industri turunan hingga ke tahap manufaktur dan menghasilkan produk jadi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Produk akhir seperti alat rumah tangga dan peralatan kesehatan sangat potensial untuk diproduksi di dalam negeri. Apalagi dengan terbentuknya Dana Investasi Danantara, di mana MIND ID juga terlibat, ada peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan industri manufaktur berbasis tembaga dan produk lainnya," tutup Rizal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: