Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Meluasnya Tarif, Adidas Khawatir Indonesia hingga Vietnam Jadi Sasaran Trump

Ancaman Meluasnya Tarif, Adidas Khawatir Indonesia hingga Vietnam Jadi Sasaran Trump Kredit Foto: Unsplaslh/ CHUTTERSNAP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa Apparel Jerman, Adidas baru-baru ini mengkritik ancaman kebijakan tarif yang terus dilemparkan oleh Amerika Serikat. Hal ini bisa mengganggu stabilitas bisnis global.

Chief Executive Officer (CEO) Adidas, Bjorn Gulden memperingatkan bahwa kenaikan harga komoditas sampai menurunnya daya beli masyarakat bisa terjadi akibat kejibakan tarif baru yang diterapkan ke China, Kanada dan Meksiko.

Baca Juga: Kisah Perseteruan Adidas dan Puma hingga Membuat Daerahnya Dijuluki 'Kota Leher Bengkok'

"Jika tarif 25% benar-benar diterapkan dan mencakup lebih banyak negara, inflasi akan meningkat dan volume penjualan akan turun," kata Gulden, dilansir dari Reuters, Kamis (6/3).

Gulden mengaku bahwa pihaknya belum menghitung dampak spesifik ancaman tarif, namun pihaknya tengah bersiap jika hal tersebut dilancarkan ke negara manufaktur utamanya seperti Vietnam, China dan Indonesia.

"Kami tahu itu akan terjadi, tetapi seberapa besar dampaknya? Kami bisa saja memberi perkiraan angka, namun satu hal yang pasti: kami harus menyesuaikan diri dengan sangat cepat," ungkapnya.

Amerika Serikat sendiri mengancam sejumlah negara dengan balasan kebijakan tarif. Bukan tidak mungkin bahwa ancaman tersebut menyasar Vietnam dan Indonesia.

Diketahui, Adidas memproduksi 27% produk dari total volume komoditasnya di Vietnam. Sementara 19% lainnya berasal dari Indonesia dan 16% lainnya berasal dari China.

Adapun Gulden meremehkan dampak tarif terhadap produknya yang diproduksi di China. Ia menyebutkan bahwa mayoritas produksi dari negara tersebut tak dijual ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Tarif Tambahan Aktif, China Kirimkan Beragam Pukulan Balik untuk Amerika Serikat

"Kurang dari 5% dari total volume produk kami, yang dijual ke Amerika Serikat, diproduksi di China," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: