Produsen Otomotif China Xpeng Bakal Rilis Mobil Terbang, Target Setahun Produksi 10.000 Unit
Kredit Foto: Istimewa
Industri China kembali menunjukkan ambisinya dalam pengembangan sektor teknologi dengan misi untuk menjadi produsen massal pertama mobil terbang dunia. Hal tersebut ditegaskan oleh Produsen Mobil Listrik China, Xpeng Motors.
Chief Executif Officer (CEO) Xpeng Motors, He Xiaopeng baru-baru ini mengejutkan pasar otomotif dengan ambisinya untuk memproduksi massal mobil terbang di 2026.
Baca Juga: Mobil Listrik Tiongkok XPeng Motors Bakal Rakit Unit di Purwakarta Tahun Ini
"Xpeng berencana untuk pertama kalinya memproduksi massal mobil terbang modular kami di 2026," kata He Xiaopeng dilansir dari The Straits Times, Selasa (11/3).
Mobil terbang ini dirancang dengan konsep "land aircraft carrier" di mana sebuah drone penumpang dapat keluar dari bagasi van beroda enam. Kendaraan ini sendiri dikembangkan oleh anak perusahaan dari Xpeng.
Adapun mobil terbang tersebut akan memiliki kapasitas empat orang di mobil dan dua orang di drone. Kendaraan tersebut melakukan penerbangan publik pertamanya di Zhuhai Airshow November 2024.
Secara teori, pengguna mobil terbang ini dapat mengendarai mobil ke lokasi lepas landas, melepaskan drone, masuk ke dalamnya, dan melanjutkan perjalanan melalui udara. Teknologi ini berpotensi memangkas waktu perjalanan dan membuat daerah terpencil lebih mudah diakses.
He Xiaopeng sendiri mengatakan pihaknya telah membangun fasilitas produksi mobil terbang ini sejak 2024. Ia yakin pabrik tersebut akan mampu memproduksi 10.000 mobil terbang per tahun setelah selesai pada kuartal pertama dari 2026.
Xpeng sendiri menargetkan produksi massal pada kuartal kedua dari 2026. Pihaknya juga akan segera melakukan pengiriman tak lama setelah rencana produksi massal mobil terbang itu terlaksana.
He di sisi lain menyoroti tantangan pembangunan ekosistem mobil terbang. Ia mengakui bahwa perjalanan menuju adopsi massal invoasi tersebut masih relatif panjang, dengan tantangan terbesar berupa kebijakan, hukum, dan regulasi yang diperlukan.
"Saat ini, saya melihat banyak kendala," ujarnya.
Ia mengatakan beragam tantangan bisa muncul mulai dari sertifikasi resmi sebagai kendaraan darat dan pesawat, aturan mengenai prosedur lepas landas, serta lisensi bagi pilot yang akan menerbangkannya.
Baca Juga: Kenapa Mobil Hybrid Harga Bekasnya Cenderung Lebih Stabil Ketimbang Mobil Listrik Murni?
He memperkirakan bahwa batch pertama mobil terbang kemungkinan akan digunakan untuk jarak pendek, terutama dalam sektor pariwisata atau misi penyelamatan singkat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement