Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Guyur Likuiditas Rp291,8 triliun, Bank BUMN Paling Banyak Menikmati

BI Guyur Likuiditas Rp291,8 triliun, Bank BUMN Paling Banyak Menikmati Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) hingga minggu kedua Maret 2025 telah menyalurkan insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp291,8 triliun.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa insentif tersebut diberikan kepada berbagai kelompok bank, yakni bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp125,7 triliun, bank umum swasta nasional (BUSN) Rp132,8 triliun, bank pembangunan daerah (BPD) Rp27,9 triliun, serta kantor cabang bank asing (KCBA) Rp5,4 triliun.

"Secara sektoral, insentif tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yakni pertanian, real estat, perumahan rakyat, konstruksi, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta UMKM, ultra mikro, dan sektor hijau," ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Baca Juga: Tok! BI Putuskan Tahan BI Rate 5,75% di Maret 2025

Perry menambahkan bahwa insentif KLM bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Per 1 April 2025, KLM akan meningkat dari maksimal 4% menjadi 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).

"Peningkatan KLM sebesar 1% akan semakin mendorong kredit atau pembiayaan perbankan ke sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah," tambah Perry.

Perry menjelaskan bahwa kondisi likuiditas perbankan tetap terjaga. Hal ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang mencapai 26,32% pada Februari 2025.

Baca Juga: Posisi Investasi Internasional RI Merosot ke US$245,3 Miliar, BI Ungkap Penyebabnya

Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan pada Januari 2025 tercatat tinggi di angka 27,01%. Kualitas kredit juga tetap sehat, terlihat dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) sebesar 2,18% (bruto) dan 0,79% (neto).

Secara keseluruhan, ketahanan perbankan Indonesia tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, didukung oleh hasil stress test Bank Indonesia serta kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang masih terjaga.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam mengantisipasi berbagai risiko yang dapat mengganggu stabilitas perbankan dan sistem keuangan nasional," tutup Perry.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: