Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kato Ojin IVF Center Tawarkan ‘Mild Stimulation’ IVF, Lebih Hemat - Hasil Haksimal

Kato Ojin IVF Center Tawarkan ‘Mild Stimulation’ IVF, Lebih Hemat - Hasil Haksimal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kato Ojin Fertility Center kini melakukan relaunching dan rebranding menjadi Kato Ojin IVF Center (KOIC), dan kini bejerja sama dengan RS MMC Jakarta.

Lewat rebranding yang dilakukan, KOIC memperkuat identitassebagai pusat fertilitas yang lebih terintegrasi, yang tidak hanya membantu kehamilan, tetapi juga memastikan pasien bisa hamil sampai cukup bulan tanpa morbiditas dan melahirkan anak yang sehat.

KOIC ingin menawarkan bagaimana seharusnya IVF dilakukan, lewat metode unggulannya yang mendekati kehamilan natural yaitu ‘In Vitro Fertilization (mini IVF) atau Mild Stimulation (stimulasi minimal).

Menurut dr. Muhammad Dwi Priangga, Direktur PT Kato Ojin Group dan kepala klinik KOIC, metode ini memiliki tingkat keberhasilan kehamilan lebih tinggi dan menurunkan risiko keguguran.

“Keberhasilan mild stimulation di KOIC cukup tinggi yaitu 62,5%, dibandingkan dengan angka rerata keberhasilan IVF di Indonesia yang berkisar 30-40%,” ujar Priangga (dr Angga)

Metode mild stimulation, memaksimalkan kualitas sel telur dan embrio, bukan hanya sekedar dari jumlahnya. Metode ini menggunakan stimulasi atau pemberian obat minimal selama stimulasi ovarium dan sel telur sehingga mengurangi risiko kesehatan danketidak nyamanan yang disebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium, serta waktu tunggu antarsiklus lebih singkat dan biaya yang lebih ringan. “Kami terus mengembangkan teknologi dan prosedur IVF yang lebih nyaman, termasuk metode stimulasi minimal yang lebih alami dan mengurangi beban fisik, keuangan maupun psikologis pasien.”

Kato Ojin IVF Center (KOIC) mengadopsi metode dan protokol dari Group Kato Ladies Clinic yang berada di Jepang sejak tahun 1993 yang dibangun oleh Dr. Osamu Kato. Metodenya yaitu mini IVF atau Mild Stimulation. Saat ini Kato Group sudah berada di 6 negara yaitu Jepang, Filipina, Mongolia, China, USA termasuk Indonesia. “Dimana visi dan misi kami adalah menghasilkan calon-calon buah hati yang sehat dan berkualitas.”

Dijelaskanya, Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi (6 bulan jika perempuan berusia 35 tahun ke atas). Infertilitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko: dari pihak perempuan bisa jadi karena infeksi, endometriosis, kelainan haid, usia yang terus bertambah, miom, PCOS, gaya hidup, dll; dari pihak laki-laki bisa jadi karena infeksi, kualitas sperma kurang baik, gaya hidup kurang sehat seperti merokok dan alkohol, dan bisa jadi genetik; atau faktor penyebab dari kombinasi keduanya; serta dalam beberapa kasus (15-20% dari kasus yang ditemui) tidak diketahui penyebabnya atau bisa disebut dengan infertilitas idiopatik.

Dengan bertempat di RS MMC, tambahnya, memungkinkan KOIC menghadirkan fasilitas medis yang lebih lengkap dan mendukung proses IVF dengan standar tertinggi. “Dengan kolaborasi ini, KOIC dapat memberikan layanan yang lebih luas, termasuk monitoring yang lebih ketat dan akses ke teknologi mutakhir dalam bidang fertilitas; termasuk di dalamnya layanan urologi, psikolog, wellness center dengan spesialis olahraga dan ahli nutrisi dengan pendekatan genomik serta layanan lainnya yang dapat mendukung dan meningkatkan keberhasilan promil. Pindahnya klinik kami ini tentunya diharapkan mampu memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang paling tepat dan optimal,” jelas dr. Angga.

Kondisi infertilitas inisangat sering ditemukan pada pasangan usia produktif. WHO melaporkan bahwa sekitar 17.5% populasi dewasa, setidaknya 1 dari 6 orang di dunia mengalami infertilitas. Di Indonesia sendiri, menurut data dari Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) dan beberapa studi epidemiologi, ada sekitar 4-6 juta pasangan yang menghadapi kesulitan untuk hamil secara alami.

IVF atau bayi tabung, atau proses pembuahan yang dilakukan di luar tubuh. Tingkat keberhasilan metode IVF sangat tergantung dari faktor usia, kualitas embrio, cadangan telur/ovarium, lingkungan dalam rahim dan gaya hidup (gemuk, stress, merokok, nutrisi)

dr. Angga menambahkan, saat ini, ada beberapa jenis IVF, yaitu IVF biasa, natural cycle IVF, dan mild stimulation IVF. IVF biasa bekerja dengan memberikan stimulasi dosis tinggi untuk merangsang ovarium agar menghasilkan banyak sel telur. Natural Cycle IVF disebut juga IVF tanpa obat, program ini tidak memerlukan obat kesuburan sama sekali dan akan berfokus untuk mengambil satu telur. Lalu berikutnya yaitu mild stimulation, yang bekerja dengan pemberian dosis obat kesuburan yang sangat minim, serta adanya pengurangan penggunaan obat injeksi (less injection) sehingga lebih lembut untuk tubuh.

Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi bertujuan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping komplikasi.

KOIC sendiri menggunakan metode Mild Stimulation sebagai layanan unggulan bagi para pasien.

“Metode mild stimulation memungkinkan pasien menjalani program IVF dengan dosis hormon yang lebih rendah, sehingga lebih nyaman, mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), dan meningkatkan kualitas embrio yang dihasilkan, serta menurunkan risiko kejadian keguguran, lahir premature, pre-eklampsia, diabetes melitus gestational saat hamil.”

Dalam kesempatan yang sama, dr. Eko Santoso, Spesialis Obgyn Kato Ojin IVF Center menjelaskan terkait syarat dilakukannya metode IVF dengan mild stimulation atau stimulasi minimal di KOIC, “Tidak ada batas usia dan syarat bagi yang akan menjalani metode mild stimulation, intinya tentunya harus pada usia produktif, dan kondisi kesehatan saat pertama kali dilakukan checkup. Yang paling dilihat adalah berapa cadangan telur pada saat memulai program.”

Ia menambahkan, justru mild stimulation ini menjadi pilihan bagi pasien dengan cadangan telur rendah. Metode mild stimulation ini minim komplikasi karena adanya pengurangan dosis pemberian obat sehingga tidak akan terlalu memberatkan indung telur untuk bisa menghasilkan banyak sel telur pada saat proses stimulasi, melainkan fokus dalam pembentukan kualitas sel telurnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: