Ini Ancaman Alqur’an untuk Para Penyebar Fitnah dan Hoaks

Hoaks merupakan informasi yang keliru yang menyesatkan dan sengaja disebarkan dengan tujuan untuk membingungkan, memanipulasi, atau meracuni orang lain. Hoaks bisa berbentuk berita, gambar, video, atau informasi lainnya yang tidak benar namun disajikan seolah-olah fakta atau kebenaran.
Narasi hoaks bisa disebarkan melalui media sosial, aplikasi pesan, atau platform online lainnya. Tujuan penyebaran hoaks bisa bermacam-macam, seperti mendapatkan keuntungan pribadi, menciptakan kekacauan, atau mempengaruhi opini publik.
Dalam agama apapun, termasuk islam, hoaks perbuatan yang buruk dan bertentangan dengan moral serta etika. Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. Quraish Shihab bahkan menyebutkan kalau penyebar hoaks bisa masuk neraka berdasarkan ayat suci Al-Quran surat Al Humazah.
"Surat berbicara tentang ancaman terhadap orang-orang yang suka mencela, mengumpat, hoaks, riba, menyebut keburukan orang walau itu ada tapi semuanya itu diancam. Yang memberikan kesan mendalam bahwa itu didahului dengan kata "wail" (dari kata wailul di awal surat) itu pada umumnya ulama mengartikannya neraka, ada lembah di neraka," kata Prof. Quraish dalam acara Shihab & Shihab seperti dikutip akun Youtube Najwa Shihab.
Prof Quraish melanjutkan, agama memastikan bahwa seorang yang kufur dan memiliki keyakinan keliru dipastikan masuk neraka. Namun, sambung dia, ancaman neraka serupa juga akan menghampiri bagi orang-orang yang kerap mencela, mengumpat hingga menyebar hoaks.
"Itu menunjukan bahwa keburukan ini sangat buruk sehingga sampai-sampai Tuhan mengancamnya dengan wail (neraka)," katanya.
Belakangan, berita palsu atau hoaks maupun fitnah berseliweran di berbagai media sosial. Salah satunya adalah informasi tentang perusahaan yang diduga terafiliasi dengan Israel sehingga harus diboikot. Di Indonesia, boikot ini pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 83 Tahun 2023 yang merekomendasikan umat Islam untuk tidak membeli produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel.
Sementara, MUI tidak pernah merilis satu produk pun yang wajib diboikot. Meski demikian, kampanye produk-produk yang masuk daftar sehingga harus di boikot terus digencarkan bahkan dengan tambahan-tambahan narasi tertentu. Padahal, kebenaran afiliasi produk-produk yang disebut masih dipertanyakan karena banyak sumber-sumber resmi organisasi-organisasi dukungan boikot tidak menyebut produk-produk tersebut. Banyak produk yang telah dikonfirmasi oleh organisasi resmi boikot yang tidak masuk dalam daftar boikot, tetapi dimasukan oleh organisasi lain. Dengan demikian kebenarannya juga bisa dipertanyakan.
Fitnah, dalam konteks agama, adalah tuduhan palsu atau informasi yang menyesatkan yang bertujuan untuk merusak reputasi seseorang atau kelompok. Berita hoaks atau berita palsu telah ada sejak dahulu kala. Dan umat Islam pun pernah mengalaminya, terutama ketika fitnah dilontarkan kepada istri Nabi Muhammad yaitu Aisyah RA dimana Aisyah RA dituduh selingkuh. Berita bohong ini berawal ketika Abdullah bin Ubay binn Salul, seorang tokoh munafik, menyebar fitnah di kalangan umat Islam.
Berita bohong ini lantas membuat Allah menurunkan Al-Quran Surat An-Nur ayat 11 yang menyatakan kebersihan Aisyah RA. yang Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah kelompok di antara kamu (juga). Janganlah kamu mengira bahwa peristiwa itu buruk bagimu, sebaliknya itu baik bagimu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Adapun orang yang mengambil peran besar di antara mereka, dia mendapat azab yang sangat berat.” (QS. An-Nur: 11).
Melansir website resmi www.nu.or.id, adapun tafsir dari An-Nur Ayat 11 adalah, ayat ini mengecam mereka yang tanpa bukti menuduh ‘Aisyah berbuat zina dengan Safwan bin Mu’attal. Sesungguhnya orang-orang yang membawa dan dengan sengaja menyebarluaskan berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu karena kamu dapat membedakan siapa yang munafik dan siapa mukmin sejati. Setiap orang dari mereka yang menyebarkan berita bohong tersebut akan mendapat balasan sesuai kadar dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dari dosa yang diperbuatnya, yakni orang yang menjadi sumber utama berita bohong itu, dia mendapat azab yang besar di akhirat nanti.
Dosa besar terhadap para pengumpat dan penyebar berita bohong juga diutarakan oleh Prof. Quraish Shihab dalam bincang #Shiha&Shihab Mata Najwa beberapa waktu lalu. Menurut Ahli Tafsir Quran ini, jangan menduga bahwa yang diancam itu adalah hanya yang membuatnya, “Tetapi ketika Anda mendapatkan hoaks, jangan kirim lagi itu berita. Karena itu anda sudah terlibat,” ujar ayah dari Najwa Shihab ini.
Terkait hal tersebut sebenarnya sudah ada tuntunannya di dalam Al Quran Surah Al Hujurat ayat 6, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat:6).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement