Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

50 Perusahaan China Masuk Daftar Hitam, Investor Bursa Asia Dihantui Manuver Trump

50 Perusahaan China Masuk Daftar Hitam, Investor Bursa Asia Dihantui Manuver Trump Kredit Foto: AP Photo/Andy Wong
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mayoritas Bursa Asia mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan dalam perdagangan di Rabu (26/3). Investor tengah bersiap serta menimbang efek kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Kamis (27/3), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Indeks China membukukan pelemahan meski tergolong stabil:

  • Nikkei 225 (Jepang): Menguat 0,65% ke 38.027,29.
  • Topix (Jepang): Naik 0,55% ke 2.812,89.
  • Shanghai Composite (China): Melemah 0,04% ke 3.368,70.
  • CSI 300 (China): Turun 0,33% ke 3.919,36.
  • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,60% ke 23.483,32.
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 1,08% ke 2.643,94.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,73% ke 716,48.

Manajer Portofolio Redwood Capital, Alex Hill mengatakan pasar merespons positif sinyal adanya pelunakan soal kebijakan tarif dari AS. Namun mereka tetap waspada menyusul sejumlah langkah terbaru yang dilakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.

"Masih banyak ketidakpastian, tetapi untuk saat ini pasar merespons kebijakan perdagangan yang tampaknya lebih fleksibel," ujar Hill.

AS-China kembali memanas tak hanya karena penerapan ancaman tarif baru yang semakin dekat namun juga langkah terbaru dari Trump.

80 organisasi baru-baru ini ditambahkan ke daftar hitam ekspor, di mana lebih dari 50 di antaranya merupakan perusahaan China. Keputusan ini membatasi akses perusahaan-perusahaan tersebut terhadap barang dari AS.

Adapun Morgan Stanley baru-baru ini kembali menaikkan proyeksi akhir tahun untuk indeks saham dari China. Hal ini menyusul laporan keuangan yang kuat dan prospek ekonomi yang lebih stabil di Kuartal IV 2024.

Morgan Stanley m menyebut revisi naik ini didorong oleh peningkatan moderat dalam pertumbuhan laba perusahaan serta valuasi yang lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Ancaman Trump Sukses Rem Perdagangan Minyak Venezuela ke China

"Target harga indeks yang lebih tinggi ini mencerminkan optimisme terhadap pertumbuhan laba dan stabilitas ekonomi yang lebih baik," kata Morgan Stanley.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: