Kredit Foto: Istimewa
Harga emas dunia melonjak tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor tinggi terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi menilai kebijakan ini memicu lonjakan harga emas yang berpotensi menyentuh level tertinggi dalam waktu dekat.
"Setelah Trump menerapkan tarif impor pada 2 April, harga emas dunia naik drastis. Pagi ini sempat menyentuh level US$3.180 per ons. Kemungkinan besar, dalam minggu depan harga emas akan mencapai US$3.200," ujar Ibrahim.
Baca Juga: Tertinggi Sepanjang Sejarah, Harga Emas Antam Hari Ini Melejit Jadi Rp1.836.000 per Gram
Ia menilai kenaikan harga emas juga didorong oleh meningkatnya tensi geopolitik global, terutama di Timur Tengah. Ultimatum AS terhadap Iran terkait kerja sama dalam masalah reaktor nuklir menjadi faktor pemicu. "Kalau Iran tidak mau bekerja sama, ada kemungkinan besar AS akan melakukan pengeboman," tambahnya.
Di Eropa, meski Rusia dan Ukraina telah mencapai perjanjian damai, ketegangan masih berlanjut. Ibrahim menyebut dua negara Eropa tengah mempersiapkan persenjataan dan pasukan untuk bergabung dengan Ukraina. "Kemungkinan besar perang kembali meletus karena perjanjian yang disponsori AS lebih menguntungkan Rusia dibanding Ukraina," jelasnya.
Sebelumnya, harga emas mencetak kenaikan signifikan pada Rabu (2/4/2025), mendekati rekor all-time high (ATH). Dikutip dari Reuters, harga emas spot naik 0,6% menjadi US$3.129,46 per ons pada pukul 16:53 EDT (03:53 WIB). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup menguat 0,6% di level US$3.166,20 per ons.
Pasar global terpukul oleh pengumuman Trump yang menaikkan tarif hingga 32% untuk Indonesia dan lebih tinggi untuk beberapa mitra dagang lainnya, seperti China (34%) dan Uni Eropa (20%). Trump menyebut kebijakan ini sebagai respons terhadap kebijakan tarif dan hambatan perdagangan non-tarif yang selama ini dikenakan negara lain terhadap AS.
"Selama puluhan tahun, negara kita telah dijarah, dirampok, dan dieksploitasi oleh negara-negara lain, baik kawan maupun lawan," ujar Trump dalam pernyataannya, Kamis (3/4).
Gedung Putih menyatakan kebijakan ini tidak berlaku untuk beberapa barang strategis seperti emas, tembaga, farmasi, semikonduktor, dan energi tertentu yang tidak tersedia di AS. Namun, para analis memperingatkan kebijakan ini dapat semakin mengguncang ekonomi global dan memicu ketegangan dengan mitra dagang utama AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement