Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak dunia jatuh tajam ke posisi terendah sejak lebih dari tiga tahun terakhir di Jumat (4/4). Pasar menyoroti memanasnya perang dagang dari China-Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Senin (7/4), Brent Crude turun 6,5% menjadi US$65,58. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Crude merosot 7,4% menjadi US$61,99.
Baca Juga: CERI Minta Telisik Minyak Mentah dengan BUMN Irak
Analis United ICAP, Scott Shelton mengatakan bahwa penurunan harga ini mencerminkan ketidakpastian permintaan yang melemah menyusuk naiknya kekhawatiran akan resesi global dan tergerusnya permintaan energi gegara tarif dari AS.
“Menurut saya, harga saat ini mungkin sudah mencerminkan nilai wajar sampai ada gambaran lebih jelas soal seberapa besar permintaan benar-benar turun,” kata Shelton.
Baca Juga: Mengenal Low Tuck Kwong, Warga Singapura yang Jadi Raja Minyak di Indonesia
Meski impor minyak, gas, dan produk olahan diberi pengecualian dari tarif, kebijakan proteksionis ini tetap berisiko memperlambat ekonomi global dan memperparah konflik dagang, yang pada akhirnya menekan harga minyak.
Sementara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga memperparah tekanan dengan mengumumkan percepatan rencana peningkatan produksi. Aliansi tersebut berencana menambah pasokan sebanyak 411.000 barel per hari mulai Mei, jauh di atas target sebelumnya yang hanya 135.000 bpd.
Baca Juga: Perkebunan Sawit di Lahan Gambut Merupakan Bagian dari Restorasi Lahan Gambut yang Berkelanjutan
Baca Juga: Industri Sawit Jadi Bagian Strategis Ketahanan Pangan
Adapun Keputusan Pengadilan Rusia yang tidak menangguhkan ekspor dari terminal Laut Hitam Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) juga menambah tekanan, karena menghilangkan kekhawatiran gangguan pasokan dari Kazakhstan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement