Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tarif Trump Picu Gejolak Pasar Uang Dunia, Airlangga: Rupiah Masih Lebih Kuat dari Yen!

Tarif Trump Picu Gejolak Pasar Uang Dunia, Airlangga: Rupiah Masih Lebih Kuat dari Yen! Kredit Foto: Youtube BPMI Setpres
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti dampak kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang terdampak, menempati posisi kedelapan dengan tarif sebesar 32 persen.

Airlangga mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut telah memicu ketidakpastian ekonomi global yang tinggi, menyebabkan gejolak pasar uang di seluruh dunia serta pelemahan mata uang di emerging market.

Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, rupiah melemah sebesar 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.846 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.822 per dolar AS. Meski demikian, Airlangga menilai kondisi nilai tukar rupiah masih relatif stabil dibandingkan negara lain.

Baca Juga: Rupiah Makin Ditekan Dolar AS, BI Mampu Meredam?

"Nilai tukar rupiah relatif stabil meski ada pelemahan, tetapi dibandingkan negara lain seperti Jepang, kita masih lebih baik," ujar Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Airlangga juga menyampaikan bahwa kebijakan tarif tersebut meningkatkan risiko resesi global. Namun, Indonesia masih relatif stabil dengan probabilitas resesi sebesar 5 persen.

Baca Juga: Tarif Impor Trump Picu Aksi Jual Investor Asing, IHSG dan Rupiah Terancam Anjlok

Selain itu, ia menekankan bahwa ketidakpastian kebijakan perdagangan terus meningkat, diperburuk oleh retaliasi tarif dari China serta gangguan pada rantai pasok global. Kondisi ini mendorong banyak korporasi menahan atau mengurangi konsumsi, bahkan menunda investasi dan ekspansi.

Airlangga turut menyoroti pembukaan pasar modal Indonesia pada Selasa (8/4), di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 9,19 persen atau 598,55 poin ke level 5.912,06.

"Indikator pasar keuangan memang masih fluktuatif. IHSG masih negatif, namun sudah dalam tren positif," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: