Kredit Foto: Youtube BPMI
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) anjlok ke level terendah sepanjang sejarah, mencapai Rp17.261 per dolar AS pada perdagangan Senin (7/4/2025) pukul 10.43 WIB, berdasarkan data Refinitiv. Pelemahan ini terjadi usai pengumuman tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara.
Meski demikian, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menilai pelemahan rupiah ke atas level Rp17.000 masih tergolong wajar dalam kondisi global saat ini.
"Rupiah yang kita diduga takut lebih dari Rp17.000 sebenarnya ini juga masih dalam batas-batas yang normal. Sehingga itu bisa juga jadi bagian penyerapan tarif yang dibebankan oleh pemerintah Amerika," ujar Luhut dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Baca Juga: Tarif Trump Picu Gejolak Pasar Uang Dunia, Airlangga: Rupiah Masih Lebih Kuat dari Yen!
Luhut menambahkan bahwa eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok menjadi salah satu risiko utama yang dapat memperburuk tekanan terhadap perekonomian Indonesia.
"Yang kita tahu ekonomi Tiongkok sampai hari ini juga belum membaik, seperti yang mereka harapkan," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi dampak kebijakan tersebut, Luhut menyebut Dewan Ekonomi Nasional telah menyiapkan simulasi atas potensi gangguan terhadap ekonomi nasional.
"Tadi sudah dijelaskan Menko Perekonomian dan volume perdagangan dunia akibat tarif resiprokal dari AS dan retaliasi dari beberapa negara lain seperti Tiongkok, Jepang, Uni Eropa," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement