Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor 'Bekingi' Powell, Manuver Trump Bisa Rontokkan Ekonomi AS

Investor 'Bekingi' Powell, Manuver Trump Bisa Rontokkan Ekonomi AS Kredit Foto: The Economic Club of Chicago
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kekhawatiran investor meningkat tajam, hal ini seiring dengan menguatnya kabar terancamnnya  independensi dari Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat (AS).

Chief Investment Officer (CIO) CV Advisors, Elliot Dornbusch mengatakan bahwa pasar tengah khawatir dengan upaya pelemahan independensi bank sentral oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Baca Juga: Ingin Singkirkan Powell, Ulah Trump Jadi Petaka untuk Dolar AS

Trump diketahui ingin memecat sosok dari Ketua The Fed, Jerome Powell. Hal tersebut menyusul perbedaan pandangan keduanya dalam merespons dinamika ekonomi yang terjadi akibat kebijakan tarif di AS.

Pasar khawatir jika pemecatan terjadi, hal tersebut akan menjadi domino mulai dari menghilangkan independensi bank sentral hingga hilangnya kepercayaan investor global yang mana dapat mengguncang dolar hingga kejatuhan saham di Bursa Amerika Serikat (Wall Street).

“Jika Powell diberhentikan, pasar hampir pasti akan menafsirkan hal itu sebagai sinyal inflasi, yang bisa mendorong suku bunga jangka panjang naik dan merusak status dolar sebagai mata uang cadangan global,” ujar Dornbusch, dilansir dari Reuters, Rabu (23/4).

Independensi The Fed merupakan fondasi kredibilitasnya dalam menjaga stabilitas harga dan kebijakan moneter yang netral. Jika independensi itu dipertanyakan, dampaknya bisa merusak kepercayaan global terhadap aset-aset AS.

Sejauh ini, dampak awal rencana pemecatan sudah mulai terlihat dengan aliran investasi yang keluar hingga membuat dolar jatuh ke level terendah dalam tiga tahun dan penjualan saham besar-besaran di Wall Street.

Baca Juga: Hadapi Trump Effect, Kemendag Kebut IEU-CEPA, Targetkan ampung Juni 2025

Investor juga memiliki kekhawatiran bahwa pengganti ketua bank sentral saat ini nantinya bisa lebih cenderung tunduk pada tekanan politik untuk menurunkan suku bunga, yang berisiko memicu lonjakan inflasi lebih lanjut di AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: