Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham Bank BUMN Terbang Berjamaah Usai BI Pertahankan Suku Bunga

Saham Bank BUMN Terbang Berjamaah Usai BI Pertahankan Suku Bunga Kredit Foto: Cita Auliana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham-saham perbankan milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menunjukkan performa gemilang pada penutupan perdagangan Rabu, 23 April 2025. Kenaikan harga saham tersebut terjadi setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menjadi sorotan utama dengan lonjakan harga saham sebesar 4,66% ke posisi Rp1.010. Tak ketinggalan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyusul dengan kenaikan 3,81% ke Rp4.900 dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turut menguat 3,58% ke level Rp3.760 per saham.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga di 5,75%, Fokus Jaga Inflasi dan Stabilitas Rupiah

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga menikmati penguatan sebesar 3,49% ke harga Rp4.150. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pun ikut menanjak 2,57% ke posisi Rp2.790 per saham.

Keputusan mempertahankan BI-Rate ini diumumkan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 22–23 April 2025. Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility di level 5,00 persen dan suku bunga lending facility di angka 6,50 persen.

“Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah makin meningkatnya ketidakpastian global, serta untuk turut mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (23/4). 

Baca Juga: IMF Meradang, Trump Bikin Suram Pertumbuhan Ekonomi Global

Ia menambahkan, “Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam memanfaatkan ruang penurunan BI Rate dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar rupiah.”

Tak hanya fokus pada suku bunga, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga tetap diarahkan agar pro-pertumbuhan. Bank Indonesia pun meningkatkan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) demi mendorong penyaluran kredit pada sektor prioritas dan penciptaan lapangan kerja.

Sebagai informasi, BI terakhir kali memangkas suku bunga pada Januari 2025 ke level 5,75 persen, setelah sebelumnya mempertahankan bunga di angka 6 persen sejak September hingga Desember 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: