Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IMF Meradang, Trump Bikin Suram Pertumbuhan Ekonomi Global

IMF Meradang, Trump Bikin Suram Pertumbuhan Ekonomi Global Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dana Moneter Internasional (IMF) mengoreksi tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi global akibat dampak eskalasi perang dagang yang disebabkan oleh kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional, Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan bahwa ekonomi global tengah mengalami kemunduran akibat perang tarif yang dikobarkan oleh AS.

Baca Juga: IMF Dorong Trump-Jinping Damai: Ekonomi Dunia Membutuhkan China-AS

“Kita memasuki era baru, di mana sistem ekonomi global selama hampir satu abad terakhir tengah di-reset,” ujar Pierre-Olivier Gourinchas, dilansir dari Reuters, Rabu (23/4).

Ia memangkas estimasi pertumbuhan global tahun ini menjadi 2,8%. Pihaknya juga memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 3% di 2026.

IMF juga mencatat bahwa inflasi akan turun lebih lambat dari perkiraan awal dimana hal tersebut diperkirakan mencapai 4,3% di 2025, Sementara untuk tahun depan, infalsi diperkirakan akan mencapai 3,6%.

Pihaknya ikut memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan global  menjadi hanya 1,7% di 2025. Hal ini disebabkan fragmentasi ekonomi global dan penurunan tajam dalam perdagangan bilateral dari China-AS.

Gourinchas menekankan bahwa eskalasi ketegangan dagang akan memicu ketidakpastian lebih lanjut yang dapat berujung kepada tinggi volatilitas pasar keuangan, serta semakin ketatnya kondisi keuangan secara global.

“Perdagangan masih akan berlangsung, tetapi akan menjadi lebih mahal dan kurang efisien. Pemulihan kejelasan dan prediktabilitas dalam sistem perdagangan global sangatlah penting," kata Gourinchas.

IMF juga menyoroti melemahnya Dolar AS. Gourinchas menyebutkan bahwa penyesuaian pasar valuta asing masih berlangsung secara teratur dan tidak mencerminkan krisis.

Baca Juga: Tarif, Kata yang Paling Disukai Trump Ternyata Berasal dari Peradaban Islam

Namun, ia memperingatkan bahwa prospek jangka menengah tetap suram, dengan pertumbuhan lima tahun ke depan hanya diperkirakan sebesar 3,2%. Hal tersebut hanya akan bisa dihindari jika ada reformasi struktural besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: