Pelindo Ungkap Biang Macet Tanjung Priok: Lonjakan Kapal dan Salah Perencanaan
Kredit Foto: Pelindo
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mengungkap bahwa kemacetan parah yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok pada 17-18 April lalu disebabkan oleh kesalahan perencanaan operasi di Terminal NPCT1. Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, menyatakan bahwa kejadian tersebut tidak terkait dengan pembatasan angkutan saat Lebaran.
“Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi,” ujar Arif dalam pernyataannya.
Arif menjelaskan, kemacetan muncul karena adanya tiga kapal yang bersandar bersamaan di NPCT1. Hal ini memperparah kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio – YOR) hingga melampaui ambang normal. Di sisi lain, alat bongkar muat Rubber Tyred Gantry (RTG) juga harus melayani truk peti kemas untuk kegiatan receiving dan deliverymelebihi kapasitas alat.
Ia memastikan bahwa terminal petikemas lain di Tanjung Priok seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Petikemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 tidak mengalami kendala serupa.
Untuk menurunkan kepadatan, Pelindo bersama otoritas terkait segera memindahkan kegiatan bongkar muat kapal ke terminal lain dan memperketat pengawasan terhadap arus keluar masuk barang. Upaya tersebut berhasil menormalkan kondisi pelabuhan pada dini hari, 19 April 2025.
“Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat kejadian tersebut, dan kami terus melakukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” kata Arif.
Baca Juga: Pramono Cap Pelindo Tidak Profesional, Minta Kemacetan Tanjung Priok Tak Terulang
Pelindo telah menyiapkan beberapa langkah konkret untuk mencegah terulangnya insiden tersebut. Dalam jangka pendek, NPCT1 diminta mengurangi jumlah kapal bersandar dan mengendalikan truk petikemas melalui penerapan sistem TBS serta mendorong sistem dual move operation.
Sistem dual move dinilai efisien karena memungkinkan truk membawa peti kemas saat datang maupun pergi dari terminal, sehingga mengurangi frekuensi perjalanan dan biaya bahan bakar.
Sebagai solusi jangka panjang, Pelindo menyiapkan pembangunan jalan baru New Priok Eastern Access (NPEA) yang akan langsung menghubungkan terminal dengan jalan tol pelabuhan. Jalan ini diharapkan dapat memperlancar arus barang dari kawasan industri seperti Cikarang dan Cibitung menuju Tanjung Priok.
“Dengan penyebab yang telah diketahui secara detail, penyelesaiannya pun dapat ditindaklanjuti secara tepat,” pungkas Arif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement