- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Semua Mata ke Masela: Proyek Migas yang Dinanti-Nanti Akhirnya Bergerak!

Setelah 26 tahun ditemukan, Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku, akhirnya menunjukkan kemajuan konkret. Proyek LNG Abadi yang dikelola oleh PT INPEX Masela, Ltd.—anak usaha INPEX Corporation asal Jepang—resmi memulai tahap Front-End Engineering Design (FEED) untuk pembangunan fasilitas Onshore LNG (OLNG), Rabu (9/4/2025).
Blok Masela dikenal sebagai lapangan gas abadi dengan cadangan mencapai 10,73 triliun kaki kubik (TCF). Terletak di Laut Arafura yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste, blok ini dijuluki sebagai salah satu “harta karun” energi terbesar milik Indonesia.
Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas, Asnidar, menegaskan bahwa keberadaan Blok Masela menjadi momentum penting bagi industri hulu migas nasional.
Baca Juga: SKK Migas Diminta Prioritaskan Penyederhanaan Perizinan dan Optimalisasi Teknologi
“Sehingga milestone Masela ini memang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh pelaku industri hulumigas,” ujar Asnidar dalam acara Media Briefing Menuju IPA Convex 2025 di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Indonesia memiliki 128 cekungan migas, namun hanya 20 yang sudah berproduksi. Sementara itu, 27 cekungan berada dalam tahap penemuan (discovery), dan 65 lainnya belum dieksplorasi. Produksi migas nasional pada Januari–Februari 2025 tercatat rata-rata 1,79 juta barel setara minyak per hari (BOEPD), terdiri atas 577.649 barel minyak dan 6.839 juta kaki kubik gas (MMSCFD) per hari.
Baca Juga: Potensi Migas Masih Besar! SKK Ungkap 65 Cekungan Tak Tersentuh Eksplorasi Setelah Satu Dekade
“Nah berharap di 27 (discovery) itu pindah bergerak 1 ke angka 20. Sehingga di sana kita akan tambah 21 basin produksi dengan onstream-nya nanti lapangan abadi dari WK Masela,” tambah Asnidar.
Tahap FEED difokuskan pada pemilihan teknologi utama, yaitu teknologi liquefaksi dan turbin gas, yang akan menentukan desain awal fasilitas LNG di darat dan mempengaruhi kecepatan serta ketepatan pelaksanaan tahap FEED secara keseluruhan.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menargetkan proyek ini mencapai keputusan investasi final (Final Investment Decision/FID) pada 2026 dan mulai onstream pada 2030.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement