
PT Freeport Indonesia (PTFI) terus menggeber pengembangan tambang bawah tanah Kucing Liar di kawasan Grasberg, Papua. Proyek ini diproyeksikan mulai menghasilkan produksi penuh pada 2029 dan bakal menjadi mesin baru pasokan tembaga dan emas Freeport McMoRan (NYSE: FCX) secara global.
Dalam laporan keuangan kuartal I-2025 yang dirilis 24 April 2025, Freeport menargetkan Kucing Liar dapat menyumbang lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas hingga akhir 2041. Saat beroperasi penuh, tambang ini diperkirakan mampu memproduksi sekitar 560 juta pon tembaga dan 520 ribu ons emas per tahun, memperkokoh posisi Freeport di peta pertambangan dunia.
Baca Juga: Sri Mulyani Temui Bos Freeport di Amerika, Ini Yang Dibahas!
Proyek Kucing Liar mulai dikembangkan sejak 2022 dan ditargetkan rampung dalam waktu sekitar 10 tahun. Total investasi yang dikucurkan mencapai US$4 miliar, dengan rata-rata belanja modal sekitar US$500 juta per tahun. Hingga akhir Maret 2025, Freeport telah menggelontorkan sekitar US$700 juta untuk proyek ini.
Kucing Liar akan memanfaatkan infrastruktur eksisting di Grasberg serta keahlian Freeport dalam teknologi block-caving. Skala besar dan efisiensi biaya operasional menjadi kunci kekuatan tambang ini untuk menopang produksi jangka panjang dengan biaya yang kompetitif.
Tak hanya mengandalkan Kucing Liar, PTFI juga mempercepat penyelesaian pembangunan smelter baru di Gresik dan pabrik pemurnian logam mulia. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung kebijakan hilirisasi mineral pemerintah Indonesia.
Freeport optimistis, dengan keberhasilan proyek Kucing Liar dan fasilitas hilirisasi baru, operasional PTFI bisa terus berlanjut setelah 2041, seiring upaya perusahaan untuk memperpanjang izin operasi yang kini dalam tahap negosiasi dengan pemerintah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement