Tingkatkan Produktivitas IKM Komponen Otomotif, Kemenperin Dorong Digitalisasi

Industri kecil dan menengah (IKM) komponen yang menjadi bagian dari rantai pasok industri otomotif nasional tengah menghadapi tantangan dari dampak situasi ekonomi saat ini yang cukup kompleks.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan kondisi perekonomian global juga menuntut peningkatan efisiensi dan produktivitas pelaku IKM komponen otomotif, antara lain melalui penguatan teknologi dan digitalisasi.
Baca Juga: Kemkomdigi dan UNICEF Perkuat Perlindungan Anak Online Lewat Penerapan PP TUNAS
“IKM komponen otomotif harus memenuhi QCD (Quality, Cost, and Delivery) yang dipersyaratkan. Untuk itu perlu adanya kerja sama dan kolaborasi sehingga pembinaan IKM dapat berjalan sinergi, efektif, dan berkelanjutan,” kata Dirjen IKMA, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (29/4).
Salah satu kolaborasi yang telah dijalin oleh Kemenperin adalah melaksanakan program Automotive Industry Development bersama Japan International Cooperation Agency (JICA), yang sudah diluncurkan pada 25 Februari 2025.
“Tindak lanjut dari kerja sama tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan Fasilitasi Matchmaking antara IKM Komponen Otomotif dengan System Integrator yang merupakan Tech Startup Indonesia,” ungkap Reni.
Proses matchmaking telah dilaksanakan pada periode 25 Februari-28 Maret 2025 secara daring melalui platform Startup for Industry (www.startupforindustry.id), di mana IKM dapat menemukan Tech Startup yang dapat memberikan solusi teknologi yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhannya.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Dini Hanggandari menuturkan, matchmaking ini bertujuan untuk mendorong digitalisasi dan otomatisasi yang dapat meningkatkan produktivitas bagi IKM komponen otomotif.
“Melalui proses matchmaking tersebut telah dihasilkan delapan pasangan antara delapan IKM komponen otomotif dengan enam startup teknologi terpilih,” jelas Dini pada acara penandatanganan kontrak antara JICA dengan enam startup penyedia teknologi terpilih yang dilaksanakan di Jakarta, pada Selasa (22/4).
Pasangan yang dihasilkan dari proses matchmaking tersebut adalah PT. Armeta Kreasi Mandiri dengan PT. Trimitra Nusantara Sakti, PT. Eran Plastindo Utama dengan Ragdalion Technology, PT. Arkha Industries Indonesia dengan PT. Sopwer Teknologi Indonesia, serta PT. Laksana Tekhnik Makmur dengan PT. Sopwer Teknologi Indonesia.
Selanjutnya, PT. FNF Metalindo Utama dengan Ragdalion Technology, PT. Itori Kreasindo Perkasa dengan PT. Stechoq Robotika Indonesia, PT. Sebastian Jaya Metal dengan PT. Takodam Ciptamandiri Nusantara, dan PT. Sugi Jaya Utama dengan PT. MyEco Teknologi Nusantara.
Dini menambahkan, setiap startup yang terpilih akan melaksanakan proyek implementasi teknologi di IKM komponen otomotif yang dibiayai oleh JICA. “Adapun total anggaran untuk delapan proyek implementasi teknologi tersebut adalah sebesar Rp1,2 miliar rupiah,” imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement