ESB Luncurkan OLIN, Asisten AI Pertama untuk Dukung Transformasi Bisnis Kuliner Indonesia

Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) dinilai sebagai alat bantu untuk banyak hal, tak terkecuali untuk mendukung transformasi bisnis kuliner. Hal demikian diamini oleh PT Esensi Solusi Buana (ESB).
Sebagai perusahaan teknologi penyedia software all-in-one berbasis cloud untuk industri F&B, ESB menghadirkan solusi yang membantu otomatisasi operasional, analisis pintar, dan kontrol bisnis dalam satu ekosistem melalui aplikasi AI, yakni OLIN.
OLIN hadir sebagai asisten AI andal untuk usaha kuliner Indonesia. Co-Founder & CEO ESB, Gunawan, mengungkapkan bahwa OLIN juga menjadi bentuk komitmen dan langkah lanjutan dari sistem terintegrasi yang dikembangkan ESB. Untuk diketahui, OLIN menjadi aplikasi AI pertama di industri kuliner yang dikembangkan secara lokal di Indonesia.
Diperkenalkan secara resmi pada tahun 2025, OLIN telah dilatih intensif selama dua tahun untuk memahami ritme dan tantangan unik dalam industri kuliner. Lewat OLIN, pelaku usaha mendapatkan manfaat layaknya memiliki empat profesional sekaligus: analis bisnis, akuntan, auditor, dan konsultan. Semuanya dalam satu sistem yang mudah diakses dan siap mendukung pertumbuhan bisnis.
“Dengan pendekatan peranti lunak berbasis komunitas, ESB meyakini bahwa mendengarkan langsung permasalahan dan kebutuhan para pelaku usaha adalah kunci dalam menghadirkan solusi teknologi yang relevan dan tepat guna,” ungkap Gunawan, Rabu, 30 April 2025.
Ia menambahkan, OLIN membantu pemilik bisnis mengambil keputusan yang lebih baik, berbasis data, dan berorientasi jangka panjang. Tidak seperti aplikasi AI konvensional yang menunggu perintah manual, OLIN bekerja secara proaktif dalam membaca data operasional harian, menganalisis tren, dan memberikan saran bisnis yang bisa langsung diimplementasikan. Keunggulannya terletak pada kemampuannya memadukan kecerdasan buatan dengan intuisi bisnis, menjadikannya bukan hanya alat bantu, tapi mitra berpikir strategis.
Baca Juga: Kemenekraf Kolaborasi Promosikan Kuliner Indonesia Melalui Film Pendek
“ESB lahir dari pengalaman pribadi kami yang merasakan langsung betapa rumitnya mengelola operasional restoran dengan sistem yang terpisah-pisah. Kami ingin menciptakan solusi yang tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan ketenangan bagi para pemilik usaha,” tegas Gunawan dalam talkshow bertajuk “Transformasi Bisnis F&B: Inovasi AI Memacu Pertumbuhan Bisnis #BebasCemas dengan Optimalisasi Data” yang digelar di Allfood Indonesia.
Melalui inisiatif ini, ESB menghadirkan sistem terintegrasi berbasis cloud dan aplikasi AI yang mampu mengotomatisasi pengelolaan stok, proses pembayaran, hingga manajemen suplai. Semua fungsi penting ini dirangkum dalam satu ekosistem real-time yang akurat dan mudah digunakan, sehingga mampu memberikan rasa aman dan tenang dalam menjalankan operasional bisnis sehari-hari.
Pentingnya adaptasi dan efisiensi dalam menjalankan bisnis kuliner semakin terasa di era digital saat ini. Hal ini turut disampaikan oleh Lilysan Wijaya, Pemilik Jaringan Toko Roti Romi Roti Mimpi Indah. Lilysan mengatakan bahwa ia adalah tipe orang yang suka turun langsung dan mengurus semuanya sendiri. Namun, ketika outlet mulai bertambah, ia sadar bahwa hal ini tidak bisa terus dijalani.
"Saya pernah mengalami sendiri bagaimana sistem kasir atau POS yang kurang andal bisa memicu banyak masalah: pesanan yang berantakan, antrean yang lama, bahkan tingkat turnover karyawan juga meningkat karena frustrasi. Setelah beralih ke ESB, dalam waktu sebulan, saya merasakan perbedaan yang cukup besar, operasional jauh lebih stabil, dan dukungan teknis pun responsif. Ternyata, menjalankan bisnis bisa jauh lebih tenang dan minim drama, asalkan kita menggunakan sistem operasional yang tepat," katanya.
Sementara itu, tantangan berbeda dihadapi oleh Baker Old, sebuah brand roti yang tumbuh melalui model franchise. Di bawah komando Agung Haryadi sebagai General Manager, Baker Old harus memastikan satu hal: konsistensi kualitas. Baginya, tantangan terbesar dalam mengelola jaringan franchise adalah menjaga konsistensi kualitas dan standar pelayanan di tengah keragaman karakter mitra serta skala outlet yang terus bertambah.
"Dalam bisnis franchise, kami percaya bahwa pertumbuhan Baker Old hanya akan berkelanjutanjika mitra-mitra kami juga berkembang. Karena itu, sejak awal kami berkomitmen menyediakan dukungan operasional berbasis sistem yang mudah diakses dan real-time,” ujar Agung.
Agung menegaskan, tanpa sistem yang terintegrasi, kesalahan stok, laporan keuangan yang tidak akurat, hingga deviasi operasional bisa dengan mudah terjadi.
Baca Juga: Menteri Ekraf Bersama APJI Bahas Potensi Kolaborasi Subsektor Kuliner
Baca Juga: Teknologi self-driving dari Robotaxi Mengalami Kecelakaan dan Langsung Terbakar, AI Abal-Abal?
"Berkat dukungan teknologi dari ESB, kami mampu memantau seluruh operasional secara presisi dan membantu mitra kami fokus pada hal yang paling penting: mengembangkan bisnis mereka dengan lebih percaya diri," tegas Agung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement