Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
Tesla menepis laporan Wall Street Journal yang menyebutkan bahwa dewan direksi perusahaan tengah mencari pengganti Elon Musk sebagai CEO. Ketua Dewan Tesla, Robyn Denholm, menyatakan bahwa informasi tersebut "sama sekali tidak benar" dan menegaskan keyakinan penuh dewan terhadap kepemimpinan Musk.
“Dewan sangat percaya diri pada kemampuannya untuk terus mengeksekusi rencana pertumbuhan yang menarik ke depan,” tulis Denholm di akun resmi Tesla di platform X, Rabu (30/4).
Penolakan Denholm muncul tak lama setelah laporan Wall Street Journal yang mengutip beberapa sumber anonim menyebutkan bahwa Tesla telah menghubungi firma perekrutan eksekutif sejak Maret untuk mencari calon pengganti Musk. Laporan itu juga menyebut bahwa dewan mengingatkan Musk agar lebih banyak meluangkan waktu di Tesla, yang tidak ia bantah.
Baca Juga: Tesla Akui Elon Cawe-Cawe Urusan Politik Jadi Faktor Mundurnya Kinerja Keuangan Perusahaan
Kabar ini mencuat di tengah sorotan terhadap Musk yang selama beberapa waktu terakhir lebih banyak terlibat dalam pekerjaan pemerintah sebagai kepala Department of Government Efficiency (DOGE) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Ketidakhadirannya di Tesla terjadi bersamaan dengan penurunan kinerja keuangan perusahaan.
Pada kuartal I 2025, Tesla mencatat penurunan laba bersih sebesar 71%, serta penurunan penjualan tertajam sepanjang sejarah perusahaan. Saham Tesla bahkan sempat anjlok hingga 45% sebelum sedikit pulih akibat rebound pasar saham secara keseluruhan. Pada hari yang sama laporan keuangan diumumkan, Musk menyatakan akan mengundurkan diri dari peran penuhnya di DOGE dan kembali fokus ke Tesla.
“Mulai bulan depan, saya akan mengalokasikan jauh lebih banyak waktu untuk Tesla,” kata Musk dalam panggilan dengan investor. Ia menambahkan bahwa “tugas utama dalam membentuk DOGE sudah selesai.”
Meski begitu, citra Musk dan Tesla tetap tertekan. Aksi protes rutin di luar showroom, tuduhan mempromosikan teori konspirasi dan ekstremisme sayap kanan, serta kegagalannya menjaga fokus pada Tesla telah menggoyahkan kepercayaan publik dan investor. CFO Tesla, Vaibhav Taneja, dalam panggilan investor, mengakui bahwa vandalisme dan sentimen negatif berdampak pada penjualan, terutama di pasar tertentu.
Baca Juga: Babak Belur Sales Tesla Dikerjain Elon Musk, Bekerja 13 Jam Per Hari Tanpa Libur
Di sisi lain, hubungan Musk dengan Trump tetap hangat. Dalam rapat kabinet, Trump mengucapkan terima kasih kepada Musk atas jasanya di DOGE. “Kau telah diperlakukan tidak adil, tapi rakyat Amerika sangat menghargaimu,” ucap Trump.
Namun, Musk sendiri disebut pernah menyatakan keinginan mundur dari jabatan CEO Tesla. Ia khawatir penggantinya tidak bisa mewujudkan visinya untuk menjadikan Tesla pemimpin kendaraan otonom, tetapi tetap termotivasi untuk mundur, terutama setelah dua kali gagal mempertahankan paket kompensasi senilai triliunan rupiah di pengadilan Delaware.
Musk menguasai 410 juta saham Tesla atau 12,8% dari total saham beredar, dan memiliki opsi tambahan untuk membeli 304 juta saham lagi sebagai bagian dari kompensasinya sejak 2018. Namun, paket kompensasi itu telah dibatalkan dua kali oleh hakim negara bagian Delaware.
Meski laporan mengenai pencarian CEO baru dibantah, gejolak internal Tesla dan ketidakpastian arah kepemimpinan menunjukkan bahwa posisi Musk tetap dalam sorotan tajam—baik dari investor, publik, maupun politik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement