- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Indeks Jepang Naik, Mayoritas Bursa Asia Tutup Guna Peringati Hari Buruh
Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Mayoritas Bursa Asia tutup dalam perdagangan di Kamis (1/5). Pasar sangat tenang meski menyoroti perkembangan soal perang tarif saat peringatan dari Hari Buruh atau May Day.
Dilansir dari Reuters, Jumat (2/5), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Hanya Jepang yang membuka perdagangan saat hari dari May Day:
- Hang Seng (Hong Kong): Libur karena May Day.
- CSI 300 (China): Libur karena May Day.
- Shanghai Composite (China): Libur karena May Day.
- Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,13% ke 36.452,30.
- Topix (Jepang): Naik 0,46% ke 2.679,44.
- Kospi (Korea Selatan): Libur karena May Day.
- Kosdaq (Korea Selatan): Libur karena May Day.
Pasar Asia baru-baru ini dikejutkan dengan spekulasi terbaru mengenai kemungkinan meredanya ketegangan perdagangan akibat perang tarif dari China dan Amerika Serikat (AS).
Akun Media Sosial Terafiliasi Media China, Yuyuan Tantian menyebut negaranya tengah mendapatkan upaya negosiasi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai saluran demi mencapai Presiden China, Xi Jinping.
“Amerika Serikat secara proaktif telah menghubungi melalui berbagai saluran, berharap dapat mengadakan diskusi mengenai isu tarif dengan China,” tulis akun tersebut.
Meski demikian, belum ada konfirmasi dari kedua belah pihak terkait kabar tersebut namun hal itu menjadi sinyal positif dalam upaya de-eskalasi perang dagang dari China-AS.
Investor juga menyoroti laporan cemerlang kinerja sejumlah raksasa teknologi dari Negeri Paman Sam. Microsoft hingga Meta mencatatkan laporan yang melebihi ekspektasi analis hingga memunculkan spekulasi bahwa sektor teknologi tidak begitu terpengaruhi oleh kebijakan tarif dari AS.
Adapun Bank of Japan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya menjadi 0,5% dari sebelumnya 1,1% untuk tahun yang berakhir di Maret 2026.
Pihaknya juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, karena adanya kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif yang dapat membebani ekspor dari Negeri Sakura.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement