Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Emas Kembali Anjlok, Sinyal De-eskalasi Kian Menguat dari China dan AS

Harga Emas Kembali Anjlok, Sinyal De-eskalasi Kian Menguat dari China dan AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Logam mulia bergejolak menyusul harga emas yang menurun signifikan dalam perdagangan di Kamis (1/5). Pasar menyoroti sinyal meredanya ketegangan dagang dan prospek ekonomi dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Jumat (2/5), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global. Hampir semua logam mulia kompak mengalami koreksi:

  • Emas spot: Turun 2,3% menjadi US$3.211,53 per ons.
  • Emas berjangka AS: Turun 2,9% menjadi US$3.222,20 per ons.
  • Perak spot: Turun 1,4% menjadi US$32,13 per ons.
  • Platinum: Turun 0,6% menjadi US$961,05 per ons.
  • Palladium: Naik 0,4% menjadi US$941,33 per ons.

Ahli Strategi Pasar RJO Futures, Bob Haberkorn mengatakan pasar sangat memperhatikan kabar potensi kesepakatan dagang dengan India, Jepang, dan Korea Selatan. Hal tersebut karena munculnya peluang sangat besar untuk mencapai kesepakatan juga dengan China.

AS baru-baru ini dikabarkan bahwa pemerintahannya berupaya mengadakan pembicaraan terkait tarif melalui berbagai saluran komunikasi dengan Beijing.

"Ada sinyal kemungkinan kesepakatan dagang, dan kabar bahwa pemerintah telah menghubungi China. Ini memicu sentimen risk-on dan menyebabkan aksi ambil untung dari emas sebagai aset safe-haven," ujar Haberkorn.

Pasar China sendiri tutup selama libur Hari Buruh. Hal ini menyebabkan kekosongan likuiditas dalam pasar global termasuk dalam pasar logam mulia.

Adapun data ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi tengah mengalami kontraksi pada kuartal pertama, dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE)  tidak berubah pada bulan Maret di AS. Kini, perhatian pasar tertuju pada laporan ketenagakerjaan non-pertanian (nonfarm payrolls) yang akan dirilis pada hari Jumat.

Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah sampai terdapat tanda-tanda jelas bahwa inflasi menurun ke target 2% atau terjadi pelemahan dalam pasar tenaga kerja.

Baca Juga: De-eskalasi Senyap hingga Trump Berupaya Hubungi China, Gonjang-ganjing Tarif Segera Reda?

Suku bunga yang lebih rendah dan ketidakpastian geopolitik akan meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil seperti instrument investasi lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: