Menteri Ekraf Berharap Kolaborasi dengan Merajut Nusantara Buka Lapangan Kerja Bagi Generasi Muda

Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya melakukan pertemuan dengan Heru Nugroho, inisiator Merajut Nusantara di Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta pada Rabu (30/4/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Ekraf mendorong gerakan nasional yang menyatukan Indonesia dengan keanekaragamannya melalui kolaborasi dengan Merajut Nusantara.

Baca Juga: PNM Dorong Pengentasan Kemiskinan Antargenerasi Melalui Beasiswa Pendidikan Bagi Anak Nasabah

“Kita harus bangga menjadi warga Indonesia dan selalu mencintai tanah air serta menghargai keberagaman budaya yang ada. Merajut Nusantara melalui ekonomi kreatif harus memanfaatkan ide, inovasi, dan kreativitas untuk menciptakan nilai ekonomi,” kata Menteri Ekraf, dikutip dari siaran pers Kemenekraf, Jumat (2/5).

Gerakan Merajut Nusantara merupakan inisiatif untuk membangkitkan semangat persatuan dan cinta tanah air yang menjadi simbol nasionalisme. Gerakan ini memiliki tujuan utama untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan di kalangan masyarakat dan mengajak masyarakat bersama-sama membangun daerah.

Melalui kolaborasi yang tepat, Menteri Ekraf Teuku Riefky berharap, Merajut Nusantara bisa membuka lapangan kerja generasi muda dan kerja sama pada pemanfaatan kekayaan intelektual.

“Kami ingin semangat kebangsaan terus dimulai dari berbagai daerah. Dengan demikian ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah dapat terwujud melalui semangat kebangsaan,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky.

Selaras dengan hal itu, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kementerian Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam juga mendukung kolaborasi Merajut Nusantara dengan menjadikan kreativitas manusia menjadi fondasi utama ekonomi kreatif. Menurut Deputi Neil, ada banyak hal yang bisa diakselerasi dari Merajut Nusantara.

“Ekonomi kreatif itu merupakan perjumpaan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang berasal dari kreativitas manusia, berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan akses teknologi,” tambah Deputi Neil.