Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Bitcoin Tembus US$97.200

The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Bitcoin Tembus US$97.200 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga Bitcoin (BTC) kembali melonjak dalam perdagangan di Rabu (7/5). Pasar menyoroti keputusan penahanan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Decrypt, Kamis (8/5), Harga Bitcoin akhirnya tembus dan menyentuh kisaran US$97.200. Hal ini terjadi usai bank sentralmemutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan menyusul bayang-bayang ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Baca Juga: Bank Digital Revolut Mau Hadirkan Layanan Transaksi Bitcoin Secepat Kilat di Eropa

Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa kebijakan tarif yang akan segera diterapkan pemerintah akan menciptakan tekanan tambahan bagi ekonomi dan menambah tantangan bagi bank sentral dalam menilai arah inflasi dan pertumbuhan dari AS.

“Semua kebijakan ini masih terus berkembang dan dampaknya terhadap ekonomi masih sangat tidak pasti,” ujar Powell.

The Fed memutuskan menahan suku bunga dalam kisaran target 4,25% - 4,5%. Keputusan ini menandai empat kali berturut-turut bank sentral menahan suku bunga, meski terus mendapatkan desakan agar hal tersebut segera dipangkas dari Trump.

Powell menegaskan bahwa pendekatan pihaknya dalam menentukan suku bunga tetap berbasis data, dan keputusan kebijakan moneter akan disesuaikan berdasarkan perkembangan ekonomi ke depan.

Laporan ekonomi sendiri menjadi sorotan dari AS. Data tenaga kerja menunjukkan adanya kenaikan hingga 177.000 di April 2025. Tingkat pengangguran pada bulan tersebut juga tercatata berada dalam kisaran 4,2%. Sementara The Core Personal Consumption Expenditures (Core PCE) Price Index tercatat naik secara tahunan hingga mencapai 2,6% di Maret 2025.

Namun Trump perlahan menggerus sentimen konsumen, dan para ekonom memperingatkan bahwa suku bunga tinggi yang bertahan lama dapat memperlambat konsumsi dan meningkatkan pengangguran di AS. 

“Kami akan terus menjalankan tugas kami untuk mendorong lapangan kerja maksimal dan menjaga stabilitas harga,” katanya.

Adapun Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent dijadwalkan akan segera bertemu dengan pejabat dari China. Hal ini dinilai sebagai tanda awal de-eskalasi perang dagang.

Baca Juga: Miliarder Tim Draper Dukung Penggunaan Bitcoin, Yakin Harganya Bisa Capai US$250.000 di 2025

Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mengantisipasi pertemuan tersebut dengan meluncurkan langkah stimulus dengan menurunkan rasio cadangan wajib perbankan sebesar 50 basis poin serta memangkas suku bunga kebijakan sebesar 10 basis poin untuk mendukung sektor-sektor industri utama yang terkena dampak kebijakan tarif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: