Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wall Street Kembali Menguat, Namun Investor Dibayangi Resiko Stagflasi di AS

Wall Street Kembali Menguat, Namun Investor Dibayangi Resiko Stagflasi di AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Amerika Serikat (Wall Street) kembali mencatatkan penguatan dalam perdagangan di Rabu (7/5). Pasar cukup bergejolak menyusul sejumlah dinamika ekonomi, termasuk keputusan penahanan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Kamis (8/5), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Wall Street. Perdagangan berlangsung naik-turun namun semua indeks utama kompak membukukan kenaikan:

  • Dow Jones Industrial Average (DJIA): Naik 0,70% ke41.113,97.
  • S&P 500 (SPX): Menguat 0,43% ke 5.631,28.
  • Nasdaq Composite (IXIC): Naik 0,27% menjadi 17.738,16.

Federal Reserve (The Fed) memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya namun memperingatkan risiko kenaikan inflasi dan pelemahan pasar tenaga kerja menyusul kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Analis New York Life Investments, Julia Hermann mengatakan bahwa bank sentral kini berada dalam dilema stagflasi menyusul sejumlah faktor ekonomi di Negeri Paman Sam.

“Kemampuan The Fed untuk memangkas suku bunga demi mendorong pertumbuhan ekonomi dibatasi oleh risiko inflasi yang meningkat. Sebaliknya, ruang untuk menaikkan suku bunga demi mengendalikan inflasi juga dibatasi oleh potensi pelemahan ekonomi,” ujar Hermann.

Ia menambahkan bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang signifikan baru akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi benar-benar mengecewakan di AS.

Adapun Trump baru-baru ini dilaporkan berencana membatalkan pembatasan ekspor chip akal imitasi yang sebelumnya diberlakukan di Joe Biden.

Baca Juga: Dua Sosok Ini Bakal Jadi Ujung Tombak Donald Trump Saat Negosiasi China-AS

Trump juga menjadi sorotan usai mendorong dua elite jajaran pemerintahannya untuk melakukan negosiasi dagang dengan China di Swiss. Pasar menilai bahwa hal tersebut adalah langkah awal menuju de-eskalasi usai terjadinya perang dagang bulan lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: